Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Len dan Angkasa Pura II Sepakat Kerja Sama Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Len dan Angkasa Pura II Sepakat Kerja Sama Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kredit Foto: Dok. Len

Adapun, Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menilai jika secepatnya kajian ini sudah jadi, maka bisa dimasukkan dalam roadmap pengembangan renewable energy.

"Harapan saya bisa selesai sebelum akhir tahun, sehingga rencana dalam RKAP memiliki acuan yang jelas. Asumsi saya bisa meminimalkan biaya operasi konsumsi listrik bisa mencapai 10 sampi 15% jika maksimal. Di sisi yang lain, kita bisa memanfaatkan penyewaan atap atau space area bandara yang bisa digunakan untuk pemasangan panel surya.” jealsnya.

Sementara itu, Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hariyanto mengatakan pihaknya ingin mendorong kerjasama ini bukan semata menjalankan keputusan SK No.252 saja, namun yang lebih utama adalah untuk mendorong penggunaan PLTS di lingkungan Angkasa Pura II.  Kementerian ESDM melalui EBTKE (Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi), khususnya Direktorat Konservasi Energi diharapakan dapat mengawal kerjasama ini dan mensinergikan dengan Bandara Soetta, Kualanamu, dan Banyuwangi. Khususnya Bandara Banyuwangi yang akan dijadikan bandara green and efficient airport. Melalui kerjasama ini diharapkan bisa diketahui berapa energi terbarukan yang perlu dipasang dan penggunaan optimalnya seperti apa.

Kemudian, sebagai pelaksana pembangunannya adalah perusahaan patungan atau JV (joint venture) yang dibentuk oleh Len Industri, Pertamina, dan PLN.

Kolaborasi BUMN seperti ini bisa menjadi inisiator pemanfaatan PLTS yang lebih luas di Indonesia, sekaligus untuk mengejar target energi bauran 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014. BUMN bisa menjadi role model implementasi green energy di Indonesia dan membantu pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan emisi gas rumah kaca. Dimana pemanfaatan PLTS di Indonesia masih rendah dengan kapasitas terpasang baru mencapai 152,44 MWp.

Diketahui, potensi pemanfaatkan PLTS di seluruh lingkungan BUMN diperkirakan sebesar 1,4 Giga Watt peak (GWp) dengan biaya investasi kurang lebih Rp 15 triliun. Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, tambang dan sebagainya.

Potensi tersebut terdiri dari jalan tol 81,7 MW, bandara 167 MW, SPBU 75 MW, stasiun 55,8 MW, tambang 131 MW, pabrik 28 MW, kantor 35,75 MW, perkebunan 400 MW, pelabuhan 192 MW, serta gudang 231,5 MW.  

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: