Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perpusnas Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat saat Pandemi Covid-19

Perpusnas Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat saat Pandemi Covid-19 Kredit Foto: Perpusnas

Masyarakat yang berkegiatan di perpustakaan, lanjut Deni, mendapatkan pelatihan dan bimbingan diantaranya kewirausahaan termasuk didalamnya meningkatkan peluang kerja,  pendapatan melalui berbagai pelatihan dan sharing pengetahuan sehingga tercipta keluarga dan masyarakat yang sejahtera.

"Mari kita jadikan perpustakaan sebagai tempat untuk memacu kreativitas dan inovasi guna mengkapitalisasi budaya lokal. Mengembangkan ketrampilan berbasis potensi lokal agar  mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan," urai dia.

Ia mencontohkan pemberdayaan kaum wanita atau ibu-ibu dengan segala potensi yang dimiliki melalui pelatihan dan pendidikan ketrampilan. Mengenalkan teknologi dan memberikan pelatihan kepada para pemuda guna mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga dapat menjadi generasi yang berkualitas.

Sementara itu, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mengatakan terdapat empat hal objektif untuk literasi dan Perpusnas. Objektif pertama adalah terkait dengan kondisi saat ini yang sedang darurat pendidikan kita termasuk bagaimana kesulitan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 

"Hingga hari ini, yang saya cek PJJ hanya dilaksanakan hanya 30 persen. Itu artinya hampir pasti literasinya akan berkurang. Diperlukan keterlibatan banyak pihak. terutama gerakan literasi yang diinisasi bukan hanya oleh Perpusnas tapi seluruh elemen masyarakat," kata Syaiful Huda.

Syaiful Huda meyakini Perpusnas sudah mengambil terobosan tinggal bagaimana prakasa inisiatif ke pelosok Indonesia. Selama ini Komisi X DPR juga mendorong untuk menaikan anggaran Perpusnas supaya bisa meningkatkan program kerjanya lebih maksimal.

"Saya meyakini Perpusnas sudah merumuskan itu. walaupun terbatas anggarannya," tambah Syaiful Huda.

Kemudian yang kedua, adalah menyangkut soal terkait ranking PISA yang mana Indonesia masih menempati peringkat bawah.

"Kita masih sangat buncit untuk ranking PISA kita.  Salah satu elemen yang dibahas adalah literasi yang dibahas adalah aspek literasi. Inilah yang banyak anak yang membaca tapi tidak mengerti dibalik yang dibahas," jelas Syaiful.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: