Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Bisnis Bunuh Diri Legal di Swiss yang Kontroversial tapi Harus Bayar Mahal

Mengulik Bisnis Bunuh Diri Legal di Swiss yang Kontroversial tapi Harus Bayar Mahal Kredit Foto: Unsplash/Eva Blue

"Ketika siap mati, Anda harus mengirimkan salinan catatan medis. Serta surat yang menjelaskan alasan kuat untuk mengakhiri hidup," ujar Ludwig Minelli.

Orang-orang yang ingin mati dari Klinik Dignitas pun harus membayar biaya sekitar Rp180 juta. Jadi, biasanya para pasien adalah orang kaya yang sakit tak berkesudahan atau penyakit mental lainnya. Dokter di sana juga akan memastikan pasien tersebut benar-benar ingin mati dan meminta mereka untuk membuat surat pernyataan bahwa keinginan tersebut adalah kehendak mereka sendiri, tanpa paksaan dari pihak manapun,

Lalu, konsultasi pun akan terus berlanjut hingga dokter memutuskan bahwa pasien itu pantas untuk mati. Jika sudah mencapai kesepakatan, pasien akan dirawat di Klinik Dignitas untuk menikmati saat-saat terakhir.

Proses kematian yang dilangsungkan oleh Klinik Dignitas adalah pasien akan diberi obat melumpuhkan saraf yang dicampur ke makanan. Hal ini bertujuan agar pasien bisa menjemput ajal tanpa rasa sakit.

Sebelum memberikan obat tersebut, dokter akan bertanya sekali lagi tentang keputusan pasien. Apabila pasien berubah pikiran, maka bantuan bunuh diri ini akan dihentikan.

Petugas dari Klinik Dignitas juga akan merekam semua perawatan yang dilakukan pasien sampai mengembuskan napas terakhir. Setelahnya, mereka akan memberikan keterangan resmi kepada polisi dan pihak-pihak terkait, termasuk keluarga mengenai kematian pasien.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: