Refly Harun Yakin Habib Rizieq Mainkan Peran dalam Politik Indonesia

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli hukum tata negara Refly Harun menilai, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab akan memainkan peran signifikan dalam politik Indonesia.

Dalam video berjudul 'FINAL!! 10 NOVEMBER, HABIB RIZIEQ TIBA!!' yang tayang di Channel YouTube Refly Harun, Jumat (6/11/2020), Refly Harun antara lain kembali menyinggung pentingnya ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold dihilangkan.

Baca Juga: Kasus Habib Rizieq 'Disepelekan' Dubes, Politikus Gerindra: Saya Sedih

"Presidential threshold dihilangkan agar orang seperti Habib Rizieq, kalau memang ingin berbuat bagi negara, ya turun gelanggang, ikut berpolitik. Atau memang tetap menjadi penjaga moral dengan organisasinya," ujarnya.

Refly mengatakan, yang jelas sosok seperti Habib Rizieq akan memainkan peran signifikan dalam politik Indonesia walaupun dia berasal dari jalur nonpartai. "Mungkin sama seperti Gatot Nurmantyo juga, dalam dimensi yang berbeda. Kalau satu dimensi keda'ian, sebagai pemimpin umat, satu lagi sebagai mantan Panglima TNI yang tentu punya pengalaman juga," katanya.

Refly menyebut, tokoh-tokoh lain juga harus diberi keempatan untuk mewarnai politik Indonesia. Semisal, ada nama mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan tokoh-tokoh partai lama lainnya. Ada juga tokoh nonpartai yang sudah sering disebut sebagai calon presiden seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Sementara, yang dari partai politik ada nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, bahkan Megawati Soekarnoputri. "Kalau kita membuat sebuah lapangan yang equal playing field, orang bisa ikut bertanding dan bermain, maka sesunguhnya politik kita akan jauh lebih sehat," kata Refly berharap masyarakat tidak di-fait-accompli lagi.

"Kita tunggu saja ke mana Habib Rizieq akan kemudian berlabuh dalam arus besar politik Indonesia ini. Di mana dia akan memainkan perannya. Yang penting adalah pertama berpolitiklah secara konstitusional, berpolitik secara baik, syukur-syukur secara santun pula."