Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantap! Harga CPO Sebelum dan Saat Pandemi: Tetap Tinggi

Mantap! Harga CPO Sebelum dan Saat Pandemi: Tetap Tinggi Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan I-November 2020, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat sebesar 8,5 persen menjadi US$803,75 per MT (atau sekitar Rp11.259.733 per MT) dibandingkan periode yang sama pada m-o-m. Jika dibandingkan minggu lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 5,2 persen dari yang sebelumnya sebesar US$764 per MT (atau sekitar Rp10.702.876 per MT).

Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga harian CPO yang sebesar US$840 per MT (atau sekitar Rp11.767.560 per MT) dalam pekan tersebut mampu mendekati harga harian sebelum pandemi, yakni sebesar US$880 per MT (atau sekitar Rp12.327.920 per MT).

Baca Juga: CPO: Komoditas Juara pada Oktober 2020

Analis Central Capital Futures, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, menguatnya harga CPO dipicu kenaikan permintaan ekspor di tengah ancaman penurunan panen. Fenomena perubahan iklim La Nina yang melanda kawasan tropis pasifik mengakibatkan terjadinya penurunan volume panen. La Nina dengan curah hujan hingga 40 persen di atas curah hujan normal sering kali mengiringi bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor yang membuat aktivitas panen menjadi terganggu dan kerusakan stok dapat terjadi.

Lebih lanjut Wahyu menilai, pergerakan harga CPO tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Bahkan, siklus bisnis dianggap membaik akibat pandemi Covid-19 yang didukung dengan pasokan yang rendah. "Permintaan justru membaik dengan harapan dibukanya kembali ekonomi. Harapannya harga bisa menguat di akhir tahun, ditambah faktor global yang positif," ungkapnya.

Harga minyak mentah turut menjadi sentimen yang menggerakkan harga CPO. Pasalnya, minyak nabati ini juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel yang merupakan bahan bakar pengganti minyak fosil.

Harga minyak yang naik membuat penggunaan biodiesel dari minyak sawit menjadi lebih menarik. Sebaliknya, harga minyak yang anjlok akan membuat penggunaan minyak sawit untuk biodiesel menjadi kurang kompetitif. Prospek kenaikan harga minyak kelapa sawit juga didukung oleh lonjakan harga yang dialami oleh komoditas kompetitor, yakni kacang kedelai.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: