Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-Hati Bunda, Galon Plastik Isi Ulang Mengandung BPA

Hati-Hati Bunda, Galon Plastik Isi Ulang Mengandung BPA Kredit Foto: Istimewa

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktifnya. Sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk inaktifnya maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif. 

Hasil penelitian di atas menunjukkan fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta. Di dalam rahim, paparan estrogen pada waktu yang tidak tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem, termasuk sistem reproduksi, perkembangan otak, kelenjar susu dan sistem imun.   Jika rute paparannya melalui pangan atau minuman yang tertelan, maka bayi mempunyai kemungkinan untuk terpapar BPA dari pada kelompok umur lainnya.   

“Jadi Komnas Perlindungan anak merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan kemasan yang mengandung BPA. Dari temuan-temuan yang dilakukan inilah,  yang harus diserukan Komnas Perlindungan Anak. BPOM juga tidak bisa berbuat banyak kalau masyarakat tidak diberi tahu,” ungkap Arist Merdeka Sirait. 

Menurut, Akhmad Zainal Abidin, pakar plastik asal ITB dalam kesempatan berbeda mengatakan bahwa plastik menjadi solusi kehidupan modern. Plastik telah membawa manfaat positif bagi peradaban. 

Memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi dibanding produksi paper bag atau kemasan berbahan dasar lain. Salah satu plastik yang aman adalah PET (polyethylene Terephthalate). Jenis plastik PET dapat ditemukan pada hampir semua botol plastik. Kecuali pada air kemasan galon yang diisi ulang. 

Menurut Hengkie Hendra Wibawa, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia dalam sebuah webinar yang berjudul ‘Tantangan dan Peluang Bisnis Daur Ulang Plastik di Indonesia pada masa Pandemi’ mengatakan, bahwa kemasan itu harus mengandung informasi tentang produk yang dikemas, juga kandungan bahan dasar kemasan tersebut. Jika mengandung bahan berbahaya harus menyertakan kodenya juga.  

Demi mencegah bahaya terpapar BPA, Kementerian Kesehatan melalui akun facebooknya memberikan tips agar aman dalam memilih air minum kemasan  galon yang tidak mengandung BPA. Lantas bagaimana cara memilihnya.

Hindari kemasan minum yang kode daur ulangnya 3 atau 7, terutama (botol minum) untuk anak-anak. 

Sedangkan kemasan minum yang aman untuk digunakan, baik  sekali pakai maupun berulang kali adalah yang memiliki kode daur ulang bernomor 2,4 yang terbuat dari polyethylene dan kode daur ulang 5 terbuat dari polypropylene atau pilih kode daur ulang No.1 yang terbuat dari PET. 

Selain itu cari kemasan plastik yang mencantumkan label BPA-free. Selalu pilih kemasan minum yang transparan, bukannya berwarna atau buram (tak tembus cahaya) meskipun terlihat lebih menarik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: