Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makin Panas! Orang 212 Sebut Nikita Menjijikkan: Tak Berkata Sampah, Nggak Makan Dia

Makin Panas! Orang 212 Sebut Nikita Menjijikkan: Tak Berkata Sampah, Nggak Makan Dia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Heboh nama Artis Nikita Mirzani. Awalnya, masalah Nikita terjadi usai dirinya mengeluhkan kepulangan Habib Rizieq Shihab, Selasa (10/11), dengan mengumpamakan habib adalah tukang obat.

Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Novel Bamukmin enggan berkata banyak. Ia menilai Nikita sebagai mahluk yang tidak jelas. Baca Juga: Nggak Takut Rumahnya Digeruduk, Eh Nikita Malah Tantangin Pasukan Habib Rizieq: Gue..

“Wah, buat saya malas lah komenin mahluk yang gak jelas kayak begitu,” katanya, seperti dilansir, PojokSatu.id, Jumat (13/11/2020).

Ia juga menyebut bahwa Nikita merupakan artis yanng menjijikan. Sebab,   omongan yang dilontarkannya itu layaknya omongan sampah. Baca Juga: OMG!! Rumah Artis Nikita Mirzani Diancam Diserbu Pasukan Habib Rizieq, Gegara..

Bahkan, ia juga menyebut omongan sampahh yang keluar dari mulut Nikita merupakan cara dia mangais pundi-pundi rupiah. 

“Biasalah, orang yang menjijikan seperti itu biasa, kalau tidak berkata sampah ya gak makan,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Ustad Maaher At-Thuwailibi mengancam akan mengerahkan 800 laskar pembela ulama untuk mengepung rumah Nikita Mirzani.

"Kepada saudari Nikita Mirzani yang sudah menyudutkan dan merendahkan imam besar kami Habib Rizieq dengan sebutan tukang obat. Tidak layak seorang muslimin dan muslimat yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya menghina seorang ulama, apalagi beliau adalah cucu dari para cucu baginda Rasulullah SAW. Kalau kita tidak bisa menjadi orang saleh, setidaknya jangan memusuhi orang-orang saleh," ujar Maaher. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: