Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Mau Tambah Utang Rp360 Triliun, Indef: Gali Lubang Semakin Dalam

Pemerintah Mau Tambah Utang Rp360 Triliun, Indef: Gali Lubang Semakin Dalam Kredit Foto: Unsplash/Alexander Mils
Warta Ekonomi -

Utang pemerintah per bulan September tahun ini sudah mencapai Rp5.756,87 triliun, naik Rp1.000 triliun lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ke depan, jumlah itu kemungkinan akan makin bertambah lagi sebab pemerintah sudah berencana untuk menambah utang lagi sebesar Rp360 triliun.

Rencana tersebut bisa dilihat dari laman resmi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Di situ tertulis, pemerintah mau menambah utang sebesar 25,36 miliar dolar AS atau sekitar Rp360,25 triliun.

Baca Juga: Kasih Utang Indonesia AUD1,5 Miliar, Ini Alasan Australia 

Pemerintah sudah menyiapkan 25 program yang nantinya akan dibiayakan dari utang tersebut. Mayoritas, 25 program itu untuk pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di antaranya Program Pembangunan Jalan Tol sebesar 4,77 miliar dolar AS; Program Penyediaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi 995,81 juta dolar AS; Program Pembangunan Desa 76,34 juta dolar AS; Program Penguatan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 110,61 juta dolar AS; dan Program Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan 1,96 miliar dolar AS.

Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, mengaku belum mengetahui rencana penambahan utang tersebut mengingat rencana penambahan utang Rp360 triliun tersebut merupakan program yang disampaikan oleh Bappenas.

"Yang bicara kan Bappenas, coba ditanyakan dulu ke Bappenas. Saya juga belum tahu itu. Bisa ditanyakan dulu ke yang bicara," katanya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengaku kecewa bila rencana tambah utang itu benar adanya. Menurutnya, dengan mengajukan utang baru untuk infrastruktur maka pemerintah tak punya prioritas. 

Padahal saat dunia sedang dilanda pandemi, negara-negara lain fokus pada stimulus kesehatan dan perlindungan sosial. Sementara di Indonesia malah fokus untuk membangun infrastruktur.

"Sementara infrastruktur yang sudah beroperasi karena daya beli sedang turun justru sepi dan jadi beban bagi BUMN," terang Bhima.

Prediksinya, ekonomi baru bisa pulih tahun 2022. Dengan penambahan utang tersebut, ruang gerak fiskal makin sempit. Artinya, Indonesia semakin tersandera utang. Catatannya, saat ini saja, setiap warga Indonesia sudah menanggung Rp20,5 juta dari total utang pemerintah.

"Ujungnya, ketika utang hari ini jatuh tempo, misalnya 20 tahun lagi maka pemerintahan di 20 tahun ke depan yang harus terbitkan utang baru untuk menutup beban yang lama. Terus begitu. Gali lubang semakin dalam," cetus Bhima.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: