Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raup Cuan 5,6 Juta Dolar AS, Horor Freaky Puncaki Box Office

Raup Cuan 5,6 Juta Dolar AS, Horor Freaky Puncaki Box Office Kredit Foto: Unsplash/Daniel Jensen
Warta Ekonomi, Jakarta -

Film horor Freaky berhasil mengantongi 3,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 52 miliar selama akhir pekan. Pandemi yang membuat hampir semua film besar ditunda perilisannya, di lain sisi telah mempermudah film ini untuk memuncaki box office AS.

Film dari Universal Pictures dan Blumhouse Productions ini diputar di 2.472 layar bioskop di Amerika Utara. Di luar Amerika, Freaky meraup 1,9 juta dolar AS dari 20 pasar internasional, sehingga total penjualan global mencapai 5,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 79 miliar.

Baca Juga: Bukan Kaleng-kaleng, Suicide Squad 2 Diperkuat Aktor Senior Sylvester Stallone

Freaky dibintangi oleh Vince Vaughn sebagai pembunuh berantai yang biadab dan Kathryn Newton sebagai remaja sekolah menengah. Keduanya secara tidak sengaja bertukar jiwa pada hari Jumat tanggal 13.

Christopher Landon menyutradarai film thriller berperingkat-R tersebut. Film yang menerima ulasan positif itu menghabiskan biaya produksi hingga 6 juta dolar AS.

“Ini akan sangat menguntungkan. Dengan pandemi yang melonjak dan bioskop tambahan AS ditutup, ini adalah pembukaan yang bagus," kata analis David A Gross yang menjalankan perusahaan konsultan film Franchise Entertainment Research.

Jim Orr, presiden distribusi domestik Universal, mengatakan Freaky seharusnya memiliki umur yang panjang di bioskop karena tidak memiliki pesaing berat.

“Ini akan menjadi film genre horor yang memiliki umur yang jauh lebih panjang dari biasanya," kata Orr seperti dilansir Reuters.

Orr juga memuji kolaborasi studio Blumhouse, yang dikenal karena membuat thriller dengan anggaran yang bertanggung jawab. Ia menyebut, Landon memiliki sentuhan luar biasa untuk film-film ini.

"Dia bisa memadukan horor dan komedi, tidak seperti yang lain," kata Orr.

Dibandingkan dengan studio saingannya, Universal telah aktif merilis film selama pandemi, terutama karena kesepakatan yang dibuatnya dengan AMC Theatres. Biasanya, film diputar di layar lebar selama 75 hingga 90 hari sebelum pindah ke layanan digital.

Namun, di bawah perjanjian baru Universal dan AMC, studio dapat menempatkan film baru pada video-on-demand premium dalam waktu 17 hari sejak debut mereka di bioskop. Sebagai gantinya, AMC yang merupakan jaringan bioskop terbesar di dunia, berjanji untuk tidak memboikot film Universal dan juga mendapat potongan dari keuntungan digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: