Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakai Senjata Microwave, China Mau Patahkan Dominasi India

Pakai Senjata Microwave, China Mau Patahkan Dominasi India Kredit Foto: Reuters/Danish Ismail
Warta Ekonomi, Beijing -

China mengklaim telah menggunakan senjata microwave atau gelombang mikro saat menghadapi tentara India di perbatasan yang disengketakan kedua negara di Himalaya. Senjata itu disebut telah membuat tentara India muntah-muntah dan melarikan diri dari posisi yang mereka tempati.

Klaim itu diumumkan surat kabar The Times pada Selasa (17/11/2020) mengutip ceramah dari Jin Canrong, seorang Profesor Hubungan Internasional di Universitas Renmin di Beijing, China.

Baca Juga: Gak Pedulikan China, AS dan India Mantap Latihan Militer Bareng

Dia dilaporkan mengklaim bahwa pada 29 Agustus pasukan India yang maju menghadapi pasukan China di wilayah perbatasan di Himalaya dipukul mundur setelah China mengubah puncak gunung tersebut menjadi oven microwave.

"Dalam 15 menit, mereka yang menempati puncak bukit semuanya mulai muntah," kata Jin Canrong sebagaimana dilansir RT. “Mereka tidak bisa berdiri, jadi mereka lari. Begitulah cara kami merebut kembali posisi tersebut. "

“Kami tidak mempublikasikannya karena kami menyelesaikan masalah dengan indah,” katanya. "Mereka tidak mempublikasikannya juga karena mereka kalah dengan sangat menyedihkan."

Senjata gelombang mikro menembakkan pulsa atau sinar elektromagnetik frekuensi tinggi yang menyebabkan sensasi nyeri dengan memanaskan permukaan kulit.

Militer India dengan tegas menolak klaim tersebut, menyebutnya "tidak berdasar" karena "tidak ada insiden seperti itu yang terjadi". Angkatan Darat India juga menyebut berita dari The Times sebagai “berita palsu”.

Saluran NDTV mengutip seorang pejabat India yang selanjutnya menepis cerita tentang China yang diduga menggunakan senjata microwave melawan pasukan India sebagai "psyop murni dan malang dari China."

Pemerintah India sebelumnya menuduh Beijing membuat "gerakan militer provokatif" pada 29 Agustus malam dan mengatakan mengambil tindakan untuk "menggagalkan" upaya China mengubah perbatasan de facto.

Seorang juru bicara pemerintah China, Zhao Lijian, membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa pasukan China tidak pernah melintasi perbatasan.

Pada Juni, dua negara besar Asia itu terlibat dalam kebuntuan kekerasan di daerah sengketa di Himalaya, di mana 20 tentara India tewas dan puluhan lainnya terluka. China mengakui bahwa ada korban di kedua belah pihak tetapi tidak mengungkapkan jumlahnya. Setelah bentrokan berdarah, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan deeskalasi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: