Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Syarief Hasan: Kesehatan dan Ekonomi Harus Tetap Berjalan

Syarief Hasan: Kesehatan dan Ekonomi Harus Tetap Berjalan Kredit Foto: MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di hadapan anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Bogor, Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Sjariefudin Hasan, MM, MBA (atau Syarief Hasan) mengatakan, bangsa Indonesia harus optimis menghadapi usia ulang tahun ke-100 kemerdekaan pada 2045. Karena pada tahun itu, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Hanya 30 persen saja yang tidak produktif.

Hal ini berbeda dengan kebanyakan negara-negara lain yang memiliki penduduk tidak produktif lebih banyak dibanding penduduk berusia produktif. Itu artinya, potensi Indonesa untuk menyusul bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju terbuka lebar. Tinggal bagaimana para pemuda pandai-pandai memanfaatkan segala potensi yang dimiliki.

Baca Juga: Syarief Hasan: Pondok Pesantren adalah Potret Kebhinnekaan Bangsa Indonesia

"Melihat semangat dan kerja keras yang ditunjukkan teman-teman Hipmi, saya sangat optimis pada saat bonus demografi terjadi, kita akan mampu bersaing untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Terus belajar dan berjuang, jangan mudah putus asa, sebar serta tularkan virus semangat kerja kerasmu kepada pemuda-pemuda Indonesia lainnya," kata Syarief Hasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/11/2020).

Optimisme itu diungkapkan Syarief Hasan saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan anggota Hipmi Kota Bogor. Acara tersebut berlangsung di Rumah Makan Bumi Aki, Jalan Raya Padjajaran No. 51, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (18/11/2020). Ikut hadir pada acara tersebut Ketua Hipmi Kota Bogor, A. Zulfikar Priyatna.

Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang belum berkesudahan, Syarief Hasan mengajak para pengusaha senantiasa meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Jangan membiarkan diri sendiri dan orang-orang sekitar terpapar Covid-19. Atau, membiarkan ekonomi makin lesu karena berkonsentrasi menjaga kesehatan sehingga melupakan dunia usaha.

"Yang ideal, tetap berkegiatan ekonomi, tapi mengetatkan protokol kesehatan. Kalau hari biasa level menjaga kesehatannya tujuh, pada kondisi Covid -19, levelnya harus dinaikkan jadi 10. Jadi, tidak perlu mendikotomikan kesehatan atau ekonomi karena keduanya harus tetap dilaksanakan dengan penyesuaian protokol kesehatan," kata Syarief Hasan lagi.

Sampai vaksin Covid-19 ditemukan dan disuntikkan kepada seluruh masyarakat, Syarief Hasan mengajak disiplin kesehatan harus tetap menjadi prioritas. Meskipun, tingkat penularan dan kematian akibat corona makin berkurang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: