Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JK Singgung Kepemimpinan dengan Habib Rizieq, Pengamat: Upaya Jadikan HRS Vote Getter

JK Singgung Kepemimpinan dengan Habib Rizieq, Pengamat: Upaya Jadikan HRS Vote Getter Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) soal kekosongan kepemimpinan menuai kontroversi di ranah publik. Ucapan Wapres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) itu pun mendapat beragam komentar dari masyarakat.

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA), Fadhli Harahab, menilai pernyataan JK kurang tepat karena seolah-olah ada upaya pendeligitimasi kepemimpinan yang dihasilkan dari proses demokrasi, yaitu pemilu.

Baca Juga: FPI Ditantang IPW Jadi Parpol: Biar Habib Rizieq Presiden Agar Nggak Repot Memecah..

Fadhli mengatakan, lebih tepat jika disebut krisis kepemimpinan daripada kekosongan kepemimpinan. Dengan begitu, kritik JK akan lebih konstruktif dan naratif.

"Menurutku lebih tepat krisis kepemimpinan daripada kekosongan kepemimpinan. Kalau kekosongan kepemimpinan seolah ada upaya pendelegitimasian dan ini aku rasa tidak konstruktif," ujar Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Senin (23/11/2020).

Dia menduga pernyataan JK erat kaitan dengan pengesahan RUU Ciptaker yang baru saja disahkan DPR dan pemerintah. Sebab, pernyataannya sendiri secara jelas ditujukan kepada DPR dan partai politik hingga ada aksi bakar-bakar di jalanan.

"Kalau aku baca statement-nya mengarahnya ke sana karena peristiwa hebat yang terjadi dalam waktu dekat ini ya pengesahan UU Ciptaker atau Omnibus Law," terang Fadhli.

Yang menjadi persoalan dan juga pertanyaan masyarakat itu adalah kenapa JK mengaitkan kekosongan kepemimpinan dengan Habib Rizieq Shihab yang baru pulang dari Arab Saudi. Mantan Ketua Umum Golkar itu bahkan menyebut Habib Rizieq sebagai pemimpin alternatif karena rakyat sudah tidak lagi percaya dengan lembaga-lembaga yang seharusnya mewakili mereka.

"Dugaanku, JK sengaja ingin mengangkat-angkat HRS, menjadikannya figur pemersatu. Tujuannya adalah jadikan HRS sebagai vote getter," tegas Alumni UIN Jakarta ini memungkasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: