Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Anton Thedy: Meneropong Masa Depan Bisnis Travel Pasca-Vaksinasi

KOL Stories x Anton Thedy: Meneropong Masa Depan Bisnis Travel Pasca-Vaksinasi Kredit Foto: Instagram/Anton Thedy

Menurut Anda, bagaimana masa depan bisnis travel pasca-vaksinasi pada tahun 2021 mendatang?

Saya melihat tahun 2021 seharusnya menjadi tahun kebangkitan pariwisata domestik. Kementerian Pariwisata dan Bekraf mempunyai rencana untuk membantu memberikan subsidi kepada turis lokal. Mudah-mudah hal itu bisa men-trigger. Tetapi, apakah vaksinasi itu dapat efektif? Kedua, siapa yang akan mendapat vaksin, apakah orang yang suka berpergian atau bukan? Ini yang masih menjadi keprihatinan kita. Saya menilai pariwisata lokal, di Pulau Jawa khususnya, sudah mulai membaik. Hal itu disebabkan infrastrukur yang memadai sehingga memungkinkan orang untuk melakukan road trip.

Baca Juga: Perkuat Pariwisata Joglosemar, Bobobox Buka Hotel Kapsul di Solo

Selain vaksinasi, apakah hal lain yang harus dioptimalkan/diperbaiki untuk memulihkan kembali sektor pariwisata?

Sebenarnya, ada banyak cara yang sudah disiapkan pemerintah, khususnya di Kementerian terkait. Masalahnya adalah saat orang ingin berwisata, khususnya menggunakan pesawat, orang itu harus melakukan rapid test terlebih dahulu. Makin banyak orang yang bisa menahan diri untuk tidak berpergian, maka banyak turis yang akhirnya tidak jadi terbang karena takut terpapar Covid-19. Ini merupakan masalah yang krusial bagi saya karena jika orang tersebut tidak mempunyai uang bisa mengajukan kredit. Tapi kalau takut berpergian, diberikan tiket gratis saja juga tidak mau. Namun, hal itu tidak berlaku untuk wisata road trip yang hanya membutuhkan kendaraan pribadi.

Ada opsi lain untuk dilakukan tes PCR terlebih dahulu. Jika diberlakukan tes PCR atau swab, mungkin tingkat kepercayaan turis lokal ini akan meningkat karena hasil tes yang akurat. Namun, tes PCR membutuhkan biaya yang besar dan apakah itu akan berjalan efektif? Walaupun sudah dites PCR dan divaksin, rasa ketakutan orang yang ada di bawah alam sadarnya untuk berpergian, terutama menggunakan pesawat terbang, masih tinggi.

Anda salah satu tokoh yang aktif melakukan kampanye jalan-jalan, bagaimana cara Anda meyakinkan orang yang tidak mau jalan-jalan karena takut Covid-19?

Utamanya, saya selalu ingat pesan 3M. Pertama, selalu diingat kalau produk wisata sekarang ini dijual dengan cara yang berbeda, misalnya dengan memberikan program yang fleksibel ke setiap destinasi. Kedua, saat ingin melakukan perjalanan dengan program yang terjadwal, saat ini diberikan kebebasan untuk menentukan rute dan sudah disiapkan mobil untuk setiap keluarga, tidak dicampur dengan individu lain.

Apakah ada tips agar nyaman dan aman saat jalan-jalan di tengah pandemi Covid-19?

Mungkin saya mulai dari dasarnya terlebih dahulu. Karena penyebaran Covid-19 ini melalui sentuhan dan terjadi di dalam ruangan, diwajibkan untuk memakai masker, cuci tangan yang bersih, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak. Ini adalah cara yang bisa kita kendalikan dan diikuti dengan disiplin yang ketat. Kalau bisa melakukan itu semua, kemungkinan besar kita akan terhindar dari virus.

Saya melihat sudah banyak yang jalan-jalan santai menggunakan masker dan melakukan physical distancing. Namun, ini hanya berlaku untuk wisata lokal saja. Untuk penerbangan, mereka masih banyak yang takut sehingga kuncinya adalah vaksin. Jika vaksinnya sukses, reaksinya bagus, membuat daya tahan tinggi, dan tidak ada efek samping yang lain.

Saat ini, jumlah orang yang terpapar Covid-19 makin meningkat. Namun mengingat Eropa sudah mulai memasuki gelombang kedua dan India yang setiap harinya bertambah puluhan ribu, jadi asumsi saya, skenario yang terburuk masih belum tercapai.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: