Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semua Merujuk ke Saudi, Jadi Siapa yang Tekan Pakistan Akui Negara Israel?

Semua Merujuk ke Saudi, Jadi Siapa yang Tekan Pakistan Akui Negara Israel? Kredit Foto: (Foto: Reuters)

Dia mengatakan jika Pakistan mengakui negara Yahudi itu, pujian akan diberikan ke Riyadh.

"MBS bisa sangat perhitungan," ungkap dia, mengacu pada Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman.

"Jika seseorang percaya apa yang dikatakan (Presiden Turki) Recep Tayyip Erdogan, MBS mengancam akan mengusir semua pekerja Pakistan di kerajaan jika Imran Khan menghadiri KTT Kuala Lumpur Desember lalu,” tambah dia.

Pakistan menolak menghadiri KTT diduga karena tekanan dari Arab Saudi, yang melihat forum itu sebagai alternatif dari Organisasi Kerjasama Islam. Menurut Siddiqi, pejabat Pakistan, bahkan mantan pejabat, tidak akan mengonfirmasi atau menyangkal jika ada tekanan pada Pakistan untuk mengakui Israel.

Namun, jika negara-negara memberikan tekanan, apakah Arab Saudi termasuk di antara mereka?

Tidak ada tekanan Saudi

Letnan Jenderal (purnawirawan) Talat Masood, seorang analis keamanan yang berbasis di Islamabad, mengatakan bahwa Riyadh tidak membujuk Pakistan untuk mengakui Israel.

“Negara-negara Arab sedang menormalisasi hubungan mereka dengan Israel di bawah pendekatan sempit yang murni didasarkan pada keuntungan politik dan ekonomi dengan mengorbankan nilai. Mereka tidak lagi peduli dengan perjuangan Palestina,” ungkap dia kepada Anadolu Agency.

"Mungkin ada sedikit peran Saudi untuk merayu Pakistan dalam hal ini, tetapi secara umum, saya rasa tidak ada tekanan," kata Masood, yang bertugas di tentara Pakistan hingga 1990.

Pendapat serupa juga diberikan mantan duta besar Pakistan untuk Arab Saudi Shahid Amin.

"Mengapa Arab Saudi melakukan itu ... setelah klarifikasi Kementerian Luar Negeri, itu harus dibersihkan. Pakistan tidak cocok dengan gambaran ini,” ujar dia.

Meskipun begitu, Amin, mengakui bahwa Abu Dhabi dan Manama menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv dengan persetujuan Riyadh. Namun, kata dia, akan sulit bagi Riyadh untuk melakukannya, mengingat masalah internal dan eksternal yang bisa dihadapinya.

“Arab Saudi adalah ujung tombak dunia Muslim, pengakuannya akan mengundang terlalu banyak masalah bagi dirinya sendiri,” jelas dia.

Senada dengan Amin, Siddiqi mengatakan bahwa Arab Saudi memiliki posisi unik dalam persaudaraan Islam.

“Sang raja menyebut dirinya pelayan dari dua tempat suci [Mekah dan Madinah]. Oleh karena itu, dia akan mengejutkan dunia Muslim jika mengambil sebuah keputusan yang dianggap oleh banyak Muslim sebagai pengkhianatan bukan hanya atas perjuangan Palestina tetapi juga tujuan Islam,” ujar dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: