Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-Hati! Di Balik Tren Penguatan IHSG Pekan Ini, Ada Risiko Ini ....

Hati-Hati! Di Balik Tren Penguatan IHSG Pekan Ini, Ada Risiko Ini .... Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meningkatnya kasus COVID-19 di Amerika Serikat melahirkan pembatasan bisnis yang menghambat pemulihan ekonomi; bahkan berisiko membuat ekonomi AS tumbuh rendah 1% di kuartal IV 2020.

Pembatasan bisnis telah mendorong pemutusan hubungan kerja (PHK) dan merusak pemulihan pasar tenaga kerja. Data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada minggu lalu terjadi penambahan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran sebanyak 778.000, naik dari minggu sebelumnya 742.000.

Data ini lebih tinggi dari konsensus ekonom yang di survei Dow Jones yang memperkirakan hanya ada penambahan 733.000 klaim baru. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi tantangan ekonomi di jangka pendek.

Baca Juga: Hadapi Tekanan Ekonomi Akibat COVID-19, Begini Strategi UMKM di Depok

Baca Juga: Kisah Sukses Peternak Sapi dari Sinjai: Omzet Lampaui Rp1 Miliar!

Pengamat ekonomi Hans Kwee mengatakan, survei oleh Komisi Eropa menunjukkan sentimen ekonomi zona euro turun pada bulan November.

"Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir akibat gelombang kedua Covid-19 yang melanda benua Eropa. Terjadi penurunan aktivitas bisnis Prancis pada bulan November karena penguncian kedua," kata dia di Jakarta, Minggu (29/11/2020).

Jumlah infeksi Covid-19 di Jerman juga telah melampaui angka satu juta dengan jumlah kematian harian mencapai rekor tertinggi di minggu lalu. Peningkatan kasus Covid-19 diikuti pembatasan bisnis menjadi sentimen negatif di pasar saham.

Menurut dia, kepercayaan investor asingterhadap prospek ekonomi Indonesia meningkat seiring perkembangan vaksin Covid-19 dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden di Amerika Serikat. "Hal ini di tambah IMF telah mengakui dari kelompok G-20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 diproyeksi adalah yang terbaik kedua setelah China," sebut dia.

Data menunjukkan sejak 1 Oktober 2020 ada aliran dana gabungan senilai 48 miliar dolar AS masuk ke sembilan bursa saham. Kesembilan bursa itu adalah Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Optimisme investor ritel di tambah aliran dana asing membuat IHSG terlihat menguat dari awal Oktober sampai saat ini.

Hans mengatakan IHSG berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan di pekan ini, tetapi mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung mengingat kenaikan yang hampir tanpa koreksi berarti.

"IHSG bergerak dengan support di level 5.669 sampai 5.427 dan resistance di level 5.800 sampai 5.900," tutup Hans.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: