Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenalan Sama Moorissa Tjokro, Wanita Indonesia yang Ikut Garap Swakemudi Tesla

Kenalan Sama Moorissa Tjokro, Wanita Indonesia yang Ikut Garap Swakemudi Tesla Kredit Foto: Moorissa Tjokro

Pada kenyataannya, menurut organisasi nirlaba, American Association of University Women yang bertujuan memajukan kesejahteraan perempuan melalui advokasi, pendidikan, dan penelitian, jumlah perempuan yang bekerja di bidang STEM, hanya 28 persen.

Organisasi ini juga mengatakan kesenjangan gender masih sangat tinggi di beberapa pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat dan dengan gaji yang tinggi di masa depan, seperti di bidang ilmu komputer dan teknik atauengineering.

16B68A8D-D777-4C07-83A1-C7FB1B10705A_w1597_n_r0_st.png

Fakta ini terlihat di kantor Tesla, di mana hanya terdapat 6 Autopilot Engineer perempuan, termasuk Moorissa, dari total 110 Autopilot Engineer. Dua dari 6 perempuan tersebut kini fokus menjadi manajer produk.

“Jadi benar-benar jarang. Sayaenggaktahu statistik di luar Silicon Valley, atauevendi luar Tesla,” kata lulusan SMA Pelita Harapan di Indonesia ini.

Moorissa beruntung bahwa keinginannya untuk terjun ke dunia sains didukung oleh keluarganya, yang melihat prestasi gemilangnya di bidang yang ia cintai ini.

“Tapi sebenarnya yang bikin aku benar-benar tertarik untuk ke dunia ini adalah ayahku, karena aku benar-benar, (beranjak dewasa melihat Ayah sebagai inspirasi terbesar dalam hidupku). Dia seorang insinyur elektrik dan entrepreneur, dan aku bisangeliatkalau teknik-teknik insinyur, itu benar-benarfun, penuh tantangan, dan itu aku suka,” ceritanya.

Walau begitu, Moorissa mengatakan, ia merasa beruntung, karena tidak pernah mengalami diskriminasi atau perbedaan di dunia kerja yang masih didominasi oleh laki-laki ini. Meskipun menurutnya, perempuan cenderung lebih “nurut” dan mengiakan.

“Mungkin ini karena saya dibesarkan di Indonesia, jadi juga seringngomongsorrydan mungkin ini bukan cumancewek aja, tapi minoritas-minoritas di bidang yang tertentu, gitu. Jadiself-esteem(rasa percaya diri.red) kita juga bisa turun, karena kitarepresenting a minority(mewakili minoritas.red),” ungkapnya.

Mengingat masih jarang terlihat perempuan yang terjun ke dunia STEM, Moorissa melihat kurangnya panutan perempuan di dunia STEM sebagai “tantangan yang paling besar.” Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi terhadap perempuan untuk mencapai posisi eksekutif, khususnya di dunia teknologi dan otomotif.

“Karena jarang ya, untuk bisa melihat posisi itu adalah perempuan, karena memangenggak ada, gitu. Hampirenggakada,” ucap Moorissa.

Pernyataan ini dudukung juga olehBrendaEkwurzel, seorang ilmuwan senior di bidang iklim, yangjugaadalah Director of Climate Science untuk program iklim dan energi di lembaga Union of Concerned Scientists di Washington, D.C.Menurutnya,kurangnyaarahanyang diberikan mengenai karir di bidang STEM adalah salah satu faktorkendala.

“Tidak punya mentor ketika kamu sedang mempelajari perjalanan karier yang berbeda dan mencari tahu apa yang perlu dilakukan untuk bisa sukses. Sebagai ilmuwan tidak hanya perlu mengerti soal sains dan melakukan penelitian. Ada banyak hal lainnya, seperti bagaimana mencari dana dan apa yang perlu dilakukan,” jelasnya kepada VOA.

Kini, dengansemakin banyak perempuan yang menempuh pendidikan secara formal dan berhasilsukses, perlu adanyalebih banyakarahandandukungan yang bisa meningkatkankarier mereka.

“Cariorang yang dapatmembantumu, siapa pun mereka.Bertanyajika punyapertanyaan,” tambah Ekwurzel.

Moorissa pun tetap optimistis, terutama dengan adanya berbagai organisasi yang meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang STEM, seperti Society of Women Engineers.

“Ini sangatlah penting untuk generasi kita di masa depan,” tegasnya.

Dalam meraih cita-cita dalam bidang apa pun, pesan Moorissa hanyalah satu, yaitu“follow your heart”atau ikuti kata hati.

“Walau pun mungkin banyak orang yangenggaksetuju atau berpikir keputusan kita bukan yang terbaik,we have to follow our hearts(dan) karena ketika kitafollow our hearts, kitaenggakmungkinnyesel,”pesan Moorissa.

“Dan ketika kita tahu apa yang kita suka, sebesar-besarnya tikungan, jalan, ataumountains, ada sedikit semangat untuk menekuni bidang tersebut,” pungkasnya.

Untuk ke depannya, Moorissa bercita-cita untuk membangun yayasan yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan di Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: