Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Hasso Plattner, Miliarder Jerman yang Hamburkan Uang untuk Filantropi Teknologi

Kisah Orang Terkaya: Hasso Plattner, Miliarder Jerman yang Hamburkan Uang untuk Filantropi Teknologi Kredit Foto: Soeren Stache/dpa-Central picture
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu orang terkaya di Jerman, Hasso Plattner ialah pendiri perusahaan software SAP SE yang telah menjadi ketua dewan pengawas SAP SE sejak Mei 2003. Pria kelahiran 21 Januari 1944 ini mendirikan SAP AG bersama dengan Dietmar Hopp, Claus Wellenreuther, Hans Werner Hector dan Klaus Tschira.

SAP didirikan pada tahun 1972 sebagai kemitraan swasta bernama Systemanalyse und Programmentwicklung. Pada tahun 2005, SAP merestrukturisasi dirinya sebagai SAP AG. Sejak 7 Juli 2014, struktur perusahaannya adalah SAP societas Europaea (SE).

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Li Shufu, Miliarder China Penyelamat Raksasa Otomotif Dunia

Perusahaan yang berfokus pada sistem cloud ini berkantor pusat di Walldorf, Baden-Württemberg, Jerman dengan kantor regional di 180 negara. SAP SE memiliki lebih dari 425.000 pelanggan di lebih dari 180 negara dan merupakan komponen dari indeks pasar saham Euro Stoxx 50.

Semuanya dimulai ketika lima insinyur IBM dari departemen AI, Dietmar Hopp, Klaus Tschira, Hans-Werner Hector, Hasso Plattner, dan Claus Wellenreuther sedang mengerjakan sistem skala perusahaan berdasarkan perangkat lunak.

Namun, mereka diberi tahu bahwa yang sudah mereka kerjakan tidak lagi diperlukan. Alih-alih  meninggalkan proyek, mereka memutuskan untuk meninggalkan IBM Tech dan memulai perusahaan lain yang kini kita kenal sebagai SAP SE.

Sejak pensiun dari SAP pada tahun 2001, Plattner secara khusus aktif sebagai dermawan di bidang penelitian teknologi. Laporan media menyebut dia salah satu sponsor swasta terpenting Jerman untuk penelitian ilmiah. Plattner menerima gelar doktor kehormatan pada tahun 2002 dan jabatan profesor kehormatan pada tahun 2004 dari Universitas Potsdam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: