Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pergerakan Koperasi Hadapi Era Deglobasasi dalam Perspektif Ketahanan Nasional

Oleh: Andika Mahardika, Country Head PT. Future Pipe Industries

Pergerakan Koperasi Hadapi Era Deglobasasi dalam Perspektif Ketahanan Nasional Kredit Foto: Freepik/Indylooker

Pengertian koperasi menurut Bung Hatta ini selaras dengan Pasal 33 UUD 1945 di mana disebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama dan asas kekeluargaan. Ada dua unsur penting dalam struktur penting perekonomian sesuai dengan amanat UUD 1945 yaitu usaha bersama dan asas kekeluargaan.

Merujuk pada model hipotesa di atas, maka faktor pendukung ekonomi yang kuat adalah struktur sosial dan budaya. Dalam hal ini struktur sosial dan budaya di Indonesia adalah usaha bersama (gotong royong) dan asas kekeluargaan. Struktur ekonomi Indonesia, pada hakikat nya ditopang oleh tiga pilar yaitu: Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sektor swasta, dan koperasi (Fabianus, 2015). Ketiga pilar ini harus seimbang dan tidak boleh saling meniadakan.

Koperasi secara umum dapat dikatakan adalah bagian dari sosial ekonomi dimana bersifat solidarias, partisipasi anggota dan kesetaraan manajemen serta memiliki peran penting dalam pengembangan keadilan sosial (Czternasty, 2014).

Baca Juga: LPDB-KUMKM Cairkan Rp8 M, Koperasi Aceh Ekspor 10 Kontainer Kopi ke Starbucks AS

Dalam penelitiannya, Czternasty mengatakan peranan koperasi di Polandia sangat besar dalam membangun ekonomi dengan cara meningkatnya produk domestik bruto. Hal ini membuat Polandia bisa bertahan dari krisis ekonomi yang terjadi di Eropa barat pada saat itu. Di mana salah satu penyebabnya adalak efek dari globalisasi.

Peranan tersebut dicapai melalui kreasi bersama (co-creation), integrasi yang efektif (effective integration), meningkatkan keberagaman ekonomi (plurasim economy), dan mencegah distengrasi sosial terutama di daerah pedesaan.

Salah bentuk koperasi juga bisa lahir dikarenakan tekanan politik dalam sistem kedikatatoran. Salah contoh yang menarik adalah lahirnya Community Development Bank di Sao Paolo Brazil (Neiva et al, 2013). Walaupun dinamakan dengan Bank, namun pada hakikatnya prinsip yang digunakan adalah koperasi simpan pinjam.

Berdasarkan penelitian Augusto Camara Nieva dari Universitas Sao Paolo Brazil, menyimpulkan bahwa pergerakan koperasi mampu meningkatkan ekonomi pedesaaan lokal dengan nilai-nilai, seperti pengorganisasion ulang ekonomi local (re-organization local economy), solidaritas ekonomi dengan mempromosikan pengembangan daerah dalam konteks organisasi komunitas.

Jika merujuk ke Amerika Serikat, prinsip dasar koperasi juga diterapakan di perusahaan besar melalui program yang disebut employee stock option program atau lebih dikenal dengan ESOP (Ifateyo et al, 2016). Hal yang sama juga dipaparkan Bung Hatta dalam bukunya bahwa ESOP merupakan konsep koperasi di mana perusaahaan akan lebih berat ke manusia (heavy on human) daripada fokus dengan modal (heavy on capital). Koperasi juga mampu memisahkan mana ekonomi ujung dan ekonomi pangkal (Hatta, 1971).

Penelitian lain tentang koperasi juga dilakukan di Srilanka, di mana peranan koperasi sangat besar dalam perkembangan eeknomi pedesaaan di Srilanka melalui bebrapa sektor, yaitu perdagangan eceran, kemasan, pengembangan merek lokal dan pendistribusian produk (ICA Comitte Report, 2008). Walaupun ditemukan beberapa tantangan seperti akuntabilitas dan kompetensi tetapi jelas bahwa koperasi membangun ekonomi dan keterikatan sosial di masyrakat pedesaan.

Merujuk pada referensi lain, penelitian tentang hubungan globalisasi dengan ketahanan nasional dilakukan oleh Derek Armitage pada 2006. Penelitian ini dilakukan pada dua daerah, yaitu Junganad, India dan Banawa Selatan, Sulawesi Indonesia, meyimpulkan bahwa terdapat efek negatif dari globalisasi terhadap ketahanan nasional. Di mana terjadi penurunan ketahanan sosial ekonomi di daerah tersebut. Meningkat tensi hubungan antara nelayan dan korporasi perikanan mengakibat penurunan kemampuan sosial ekonomi dan perusakan lingkungan (Amirtage et al, 2006).

Merujuk pada beberapa luaran penelitian di atas, jelaslah potensi koperasi sebagai pembawa fungsi sosial ekonomi terhadap era deglobalisasi dalam konteks ketahanan nasional Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat. Pada akhirnya para pendiri bangsa telah merumuskannya bahwa perekonomian disusun atas usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan, tapi kita sudah melupakannya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: