Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Kebut Proyek RDMP Balikpapan untuk Kemandirian Energi

Pertamina Kebut Proyek RDMP Balikpapan untuk Kemandirian Energi Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional saat ini terus mengerjakan Proyek Kilang Minyak dan Petrokimia, salah satunya yang berlokasi Balikpapan, yaitu RDMP Balikpapan Phase 1 yang ditargetkan rampung pada 2023.

Upaya ini dalam rangka dapat mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD) dengan menurunkan impor produk BBM dan Petrokimia secara signifikan.

Baca Juga: Pertamina EP Raih Best of The Best dalam UIIA 2020

Melalui proyek dengan nilai investasi mencapai lebih dari US$6,5 miliar ini, Kilang Balikpapan akan mampu meningkatkan pengolahan minyak mentah dari sebelumnya 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan setara EURO V.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Ignatius Tallulembang, mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan arahan dari Presiden RI guna melaksanakan percepatan pelaksanaan Proyek Kilang Minyak dan Petrokimia.

"Proyek RDMP Balikpapan termasuk di area Lawe-Lawe saat ini telah mencapai progres overall fisik sebesar 23.35% (per 19 November 2020), dan kami terus mengawal milestone–milestone penting di lapangan sehingga dapat memastikan proyek ini dapat selesai sesuai dengan target yang ditetapkan," kata Tallulembang dalam keterangan pers, Rabu (2/12/2020).

Tallulembang mengatakan, beberapa milestone penting yang sudah terselesaikan di Tahun 2020 ini di antaranya adalah Operational Acceptance New Acid Flare, Operational Acceptance New Jetty Sulfur, Material on Site & Erection Gas Turbine Generator, Material on Site Boiler Package, dan Material on Site Module Heat Recovery Steam Generator (HRSG).

Selain itu, hingga akhir tahun ini akan ada milestone penting lainnya, yakni Mechanical Completion (MC) Workshop & Warehouse, MC Gedung Laboratorium, serta Mechanical Tank Installation RFCC Tank.

"Capaian milestone penting ini menjadi serangkaian Kado Ulang Tahun dari RDMP Balikpapan untuk Pertamina yang ke-63," katanya.

Di sisi lain, Kilang Pertamina Balikpapan (Refinery Unit V) berhasil menjawab tantangan dan permintaan pasar akan bahan bakar diesel bermutu tinggi. Refinery Unit V Balikpapan telah melakukan pengapalan dan penyaluran perdana produk High Speed Diesel (HSD) 50 PPM Sulphur ke negeri jiran Malaysia sejumlah 200.000 Barrels atau setara dengan 31.800 KL melalui kapal MT Ridgebury Katherine Z.

Disaksikan langsung oleh General Manager Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Eko Sunarno, beserta jajarannya melepas kepergian kapal. Kapal yang mengangkut produk HSD 0.005-%S akan menempuh perjalanan 4-5 hari untuk sampai ke Malaysia.

Eko menuturkan bahwa produk ini merupakan hasil dari fraksi diesel di Unit Secondary Kilang RU V Balikpapan, memiliki kualitas Sulphur 50 ppm atau setara dengan produk diesel standard Euro 4 yang merupakan produk bahan bakar mesin diesel terbaru yang pernah diproduksi kilang RU V.

"Tentunya akibat pandemi Covid-19 menyebabkan adanya penurunan demand akan bahan bakar sehingga ini menjadi milestone yang baik bagi kita Pertamina khususnya RU V Balikpapan untuk berkomitmen mengupayakan keberlanjutan pasokan energi dan operasional kilang dengan menjawab tantangan dan demand pasar akan produk HSD tersebut," tutur Eko, Rabu (2/12/2020).

Selain produk diesel yang berstandar Euro 4 dan memiliki kualitas Sulphur 0.005-%S atau 50 ppm, produk ini memiliki kelebihan lain, yaitu Cetane Index minimal 50 (Cetane Number minimal 53) dan flash point minimal 60 derajat Celcius.

Lebih lanjut, Eko mengatakan bahwa jenis BBM HSD 0.005-%S ini sudah memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20 Tahun 2017, yaitu ditetapkan spesifikasi BBM jenis Solar memiliki angka Cetane Number minimal 51 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm.

"Patut berbangga bahwa di Indonesia saat ini hanya dua kilang yang dapat memproduksi produk tersebut. Pertama adalah RU V Balikpapan yang dapat memproduksi dengan kapasitas terbesar, yaitu 200.000 barrels per bulan dan kedua adalah RU II Dumai yang dapat memproduksi dengan kapasitas 100.000 Barrels per bulan," katanya.

Eko berharap bahwa setiap insan Pertamina terus melakukan inovasi. "Produk ini merupakan satu bukti bahwa kilang Balikpapan memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan diri. Untuk itu, saya mengajak pekerja untuk terus mengembangkan kapabilitas dan kemampuan untuk terus berinovasi menjawab tantangan ke depan," kata Eko.

"Ke depannya, akan ada rencana ekspor kembali pada periode Oktober hingga Desember 2020, sejumlah 200.000 barrels (31,800 KL) setiap bulannya dengan tujuan pasar internasional," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: