Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bongkar Perkara Timteng, Eks Bos CIA Buka-bukaan: AS Bunuh Soleimani Tunjukkan Garis Merah

Bongkar Perkara Timteng, Eks Bos CIA Buka-bukaan: AS Bunuh Soleimani Tunjukkan Garis Merah Kredit Foto: Antara/Patrick Semansky/Pool via REUTERS
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo di IISS Manama Dialogue membahas masalah-masalah regional di Timur Tengah. Ini termasuk soal Iran, kesepakatan Abraham, hubungan Arab Saudi-Qatar, dan pengaruh China yang tumbuh di kawasan tersebut.

Pompeo mengatakan AS telah membunuh Qassem Soleimani untuk menunjukkan garis merah kepada Iran. Dia menuturkan bahwa kampanye tekanan maksimum telah mengisolasi Iran secara diplomatik, militer dan ekonomi dengan bantuan sekutu Teluk.

Baca Juga: Yang Terbaru, Iran Klaim Sukses Identifikasi Pelaku Pembunuhan Bapak Nuklirnya

Dia menilai bahwa penandatanganan Abraham Accords di Gedung Putih pada September tidak akan mungkin terjadi tanpa kampanye tekanan penuh terhadap Iran. 

"Kami berharap perselisihan antara Saudi dan Qatar akan diselesaikan. Setiap negara memiliki sejarah dan tradisi yang mendorong politik dalam negerinya dan bagaimana ia berinteraksi dengan negara-negara," ucap Pompeo, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (7/12/2020).

"Rezim Iran sedang meneror rakyatnya dan mempromosikan terorisme di seluruh dunia. Iran telah mencapai tingkat pengayaan 20%, yang berarti melanggar perjanjian nuklir. Dukungan Iran terhadap rezim Bashar Assad telah membuat rakyat Suriah sengsara. Iran harus bertindak seperti negara normal yang jauh dari perilaku ganasnya," sambungnya.

Mantan bos CIA itu kemudian menekankan bahwa AS mendukung Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Kadhimi dalam kampanyenya melawan milisi yang didukung Iran dan rakyat Lebanon yang menolak pemerintahan korup Hezbollah.

Pompeo menambahkan bahwa AS berkomitmen penuh terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Irak. "Kami tahu kampanye kami berhasil karena sekarang Iran sangat mengisyaratkan kesediaan mereka untuk kembali ke meja perundingan untuk mendapatkan keringanan sanksi," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: