Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Baswedan-Gatot Nurmantyo atau Anies Baswedan-Rizieq Shihab? Mana Pasangan Paling Seksi?

Anies Baswedan-Gatot Nurmantyo atau Anies Baswedan-Rizieq Shihab? Mana Pasangan Paling Seksi? Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 masih lama, nama-nama sosok yang dinilai layak menjadi pemimpin mendatang sudah bermunculan. Banyak lembaga survei sudah merilis tentang elektabilitas para tokoh. Tidak hanya itu, wacana tentang calon presiden 2024 sudah mengemuka di ruang publik.

Bahka, ada beberapa sosok yang memiliki elektabilitas yang tinggi berdasarkan hasil kajian sejumlah lembaga survei. Di antaranya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca Juga: Mati-Matian Bela Habib Rizieq: Gak Aneh, Gatot Nurmantyo Butuh Massa Buat Pilpres 2024

Sejumlah nama lainnya adalah para tokoh yang saat ini menjabat kepala daerah, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dari kalangan militer muncul nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Sementara, dari kalangan pengusaha mengemuka nama Sandiaga Uno.

Siapa saja dari nama-nama tersebut yang nanti berhasil mencalonkan diri sebagai capres? Siapa pula di antaranya yang bakal menempati posisi calon wakil presiden (cawapres)? Jika dibuat simulasi pasangan, siapakah yang berhasil unggul dengan potensi kekuatan yang dimilikinya?

Berikut analisis SINDOnews soal peluang sejumlah tokoh yang dinilai potensial memenangi pilpres jika maju berpasangan.

Prabowo Subianto-Puan Maharani

Kans Prabowo berduet dengan kader PDIP Puan Maharani di pilpres mendatamg dinilai besar. Kedekatan dan keakraban yang ditunjukkan Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri setahun belakangan bisa dimaknai sebagai sinyal kuat lahirnya duet ini.

Dari sisi dukungan partai, duet Prabowo-Puan kuat karena ditopang oleh dua partai besar beraliran nasionalis, yakni PDIP sebagai partai pemilik kursi terbesar di DPR, yakni 128 kursi, dan Gerindra di posisi ketiga dengan 78 kursi. Syarat presidential threshold 20% kursi DPR untuk mencalonkan pun sudah terpenuhi.

Dari sisi konfigurasi politik, duet Prabowo-Puan juga cukup menarik karena memadukan militer dengan sipil, senior dan tokoh muda, dan juga merepresentasikan keterwakilan gender. Dari sisi elektabilitas, Prabowo masih cukup kuat, yakni di angka 16,8% berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada September 2020.

Hanya saja, beda dengan Prabowo, elektabilitas Puan justru masih rendah. Di sisi lain, Prabowo juga perlu menjaga elektabilitasnya agar tidak terus merosot akibat ditinggalkan pemilihnya seusai dia bergabung ke dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Banyak pendukung Prabowo, terutama dari kalangan umat Islam, kecewa saat Prabowo meninggalkan peran sebagai oposisi.

AHY-Ganjar Pranowo

Ketua Umum Partai Demokrat AHY boleh tidak menempati urutan teratas survei capres. Namun, putra Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono ini punya kans jadi capres karena memiliki partai politik sebagai kendaraan.

Demokrat hanya perlu menjalin koalisi dengan dua partai lain untuk memenuhi syarat ambang batas pencapresan 20% kursi DPR. Saat ini, AHY juga masuk deretan teratas figur yang diunggulkan menang pilpres. Survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang dipublikasi pada Oktober 2020, AHY masuk enam besar capres dengan elektabilitas 5,7%.

Kans pasangan ini untuk menang pilpres jika jadi berpasangan cukup besar karena faktor Ganjar sebagai figur bakal capres dengan elektabilitas tertinggi sejauh ini.

Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada September 2020 menempatkan Ganjar di urutan paling atas dengan elektabilitas 18,7%. Tantangan Ganjar adalah bagaimana dia mampu menjaga elektabilitasnya agar tidak turun, terutama saat dia tidak lagi menjabat gubernur pada 2023, setahun menjelang pilpres digelar.

Peluang Ganjar nyapres melalui partainya, PDIP, kemungkinan sangat tipis lantaran ada Puan sebagai putra mahkota di sana. Karena itu, jika berani maju pilpres melalui partai lain atau tanpa dukungan PDIP—entah sebagai capres atau cawapres—potensi menang sangat terbuka. Kelebihan lain pasangan AHY-Ganjar adalah dua-duanya tergolong muda dan dinamis sehingga bisa mendapatkan dukungan pemilih milenial.

Terlebih, keduanya sangat baik dalam memanfaatkan media sosial untuk menjaga popularitas.

Pada Rabu, 2 Desember 2020, AHY menggelar pertemuan silaturahmi dengan Ganjar. Pertemuan kedua tokoh di kediaman Ganjar di Jawa Tengah sangat mungkin bagian dari upaya pendekatan dan penjajakan untuk berpasangan di pilpres mendatang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: