Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramalan Mirae Buat Sektor Komoditas, Saham Apa Saja yang Bisa Dikoleksi?

Ramalan Mirae Buat Sektor Komoditas, Saham Apa Saja yang Bisa Dikoleksi? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Sekuritas) mengeluarkan analisis terkait dengan pasar komoditas hingga saham-saham terkait yang menarik untuk di koleksi di pekan ini. Mirae memperkirakan pada sektor energi harga batu bara global akan kembali naik di pekan ini yang didorong oleh meningkatnya impor batu bara (lignit) bulan November di China. Kemudian, produksi minyak harian AS untuk tanggal 4 Desember akan lebih tinggi daripada minggu sebelumnya. Sehingga, input kilang minyak AS untuk 4 Desember akan lebih tinggi dari angka minggu lalu.

“Saham-saham seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan saham terkait batubara lainnya akan menarik minggu ini,” katanya di Jakarta, Selasa (8/12/2020).

Baca Juga: Pasar Saham Dikuras Rp670 Miliar Lebih, IHSG Terseok-Seok!

Sementara,untuk penambangan logam harga nikel global akan menarik minggu ini, karena beberapa katalis positif. Sementara itu, harga timah dunia akan diperdagangkan di kedua sisi pasar minggu ini, karena adanya katalis dua sisi.

Secara keseluruhan, pihaknya memperkirakan harga emas global akan diperdagangkan lebih tinggi minggu ini, mengingat perkiraan melemahnya daya beli AS.

“Dalam pandangan kami, Aneka Tambang (ANTM), Vale Indonesia (INCO), Merdeka Copper Gold (MDKA), dan saham terkait nikel dan emas lainnya akan menarik minggu ini,” tambahnya.

Baca Juga: Topcer! Vaksin dan Saham Perbankan Berhasil buat IHSG Melawan Arus

Lalu untuk sektor pertanian,pakar industri CPO memperkirakan harga CPO global berpotensi mencapai US$982 per ton pada Januari berdasarkan analisis permintaan-penawarannya. Dengan demikian, hal tersebut menjadi sentimen positif bagi harga CPO global pekan ini.

“Kami mencatat bahwa Indonesia, sebagai produsen CPO global terbesar, menaikkan pungutan ekspor CPO menjadi US$180 per ton, dari US$55 per ton, yang akan berlaku efektif pada 10 Desember. Indonesia akan menghitung tarif di masa mendatang berdasarkan satu set harga referensi. Secara keseluruhan, kami berpikir bahwa harga CPO global akan diperdagangkan dalam kondisi campuran yang tenang minggu ini, mengingat katalis dua sisi,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: