Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Turunnya Peringkat Malah Jadikan Deutsche Telekom Taipan Berharga di Eropa

Kisah Perusahaan Raksasa: Turunnya Peringkat Malah Jadikan Deutsche Telekom Taipan Berharga di Eropa Kredit Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deutsche Telekom AG atau Deutsche Telekom adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Eropa. Korporasi yang bermarkas di Bonn, Jerman ini mampu mencatatkan namanya berkat berbagai inovasi dalam industri telekomunikasi, khususnya di Benua Biru.

Deutsche Telekom menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka yang terintegrasi di dunia. Jika dilihat dalam data angka, pelanggannya mencapai 235,8 juta orang, memiliki 27,3 juta saluran jaringan tetap, dan yang terakhir saluran broadbandnya di angka 21,3 juta.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Pamornya Tak Seterang Pesaing, tapi Legal & General Bergelimang Cuan

Raksasa telekomunikasi asal Jerman secara resmi dibentuk pada 1996. Pembentukkannya tak lepas dari pengambilalihan Deutsche Budespost, perusahaan yang dimonopoli pemerintah Jerman, pada 1995. 

Jika ditarik lagi ke belakang, munculnya industri telekomunikasi di Jerman berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya perusahaan tersebut. Itu terjadi sejak 1833 ketika telegraf optik pertama kali diperkenalkan di Prusia, Jerman. 

Langkah sederhana itu nyatanya mampu membawa perubahan dalam industri di Jerman secara umum, dan telekomunikasi secara khusus. Jika maju lagi ke depan, Deutsche Telekom telah tampil di antara perusahan-perusahaan papan atas dalam Fortune Global 500 tahun 2020 peringkat ke-86. Pertumbuhan pendapatannya dari 2019 ke 2020 hanya sebesar 0,9 persen, sehingga totalnya pada tahun ini hanya 90,13 miliar dolar AS.

Germany-Brandenburg-Gate-ThinkstockPhotos--mata.original.jpg

Sementara yang fantastis adalah soal laba bersih yang dihasilkan naik 69,3 persen menjadi 4,32 miliar dolar. Aset dan total ekuitasnya masing-masing di angka 191,56 miliar dan 35,58 miliar dolar. 

Untuk lebih lanjut, Warta Ekonomi pada Jumat (11/12/2020) akan mengulas secara ringkas kisah perusahaan raksasa asal negeri Bavaria ini, dalam artikel sebagai berikut.

Menyinggung soal munculnya telekomunikasi di Jerman, pada 1846 saluran telegraf pertama telah menghubungkan dua kota terbesar saat itu Berlin dan Postdam. Namun, butuh 31 tahun lagi hingga suara manusia pertama kali berhasil dikirim melalui kabel di Jerman.

Pada 1877, kepala kantor pos pertama dari sistem pos gabungan Jerman Deutsche Bundespost, Heinrich von Stephan, menyetujui percobaan dengan dua telepon yang dibuat oleh penemu Amerika Alexander Graham Bell. Untuk pertama kalinya di Jerman, suara-suara dikirim melalui jarak lebih dari dua kilometer. Von Stephan menyadari potensi media baru dan menempatkan layanan telepon di bawah kendali otoritas posnya, Bundespost.

Pada 1898, jumlah pelanggan telepon Berlin telah meningkat hingga 46.000 --lebih banyak pelanggan daripada di seluruh Prancis. Sejak 1912, kabel telepon Jerman diletakkan di bawah tanah dalam jaringan kabel yang terus berkembang.

Tahun 1920-an membawa layanan panggilan mandiri, jarak jauh, dan telepon seluler ke Jerman. Pada 1926, untuk pertama kalinya, penumpang kereta api yang melakukan perjalanan antara Berlin dan Hamburg dapat menelepon ke mana saja di dunia. Tahun 1933, layanan teleks publik diperkenalkan antara kedua kota tersebut.

Semenjak Adolf Hitler berkuasa pada Januari 1933, Bundespost menjadi instrumen negara totaliter Nazi dan, dengan demikian, mesin propagandanya. Surat dan panggilan telepon secara rutin disadap dan digunakan untuk mengidentifikasi orang Yahudi dan pembangkang.

Antara 1945 dan 1947, perpecahan politik dan akhirnya Perang Dingin pecah antara sekutu Barat dan Uni Soviet. Sehubungan dengan itu, layanan pos di bagian timur Jerman diserahkan ke negara Jerman Timur baru yang didirikan oleh Soviet pada tahun 1949. Nampaknya untuk menjamin kekuasaan penuh pemerintahan sendiri untuk negara Jerman Barat yang baru, pemrintahan itu dijamin oleh Amerika Serikat, Ingris, dan Prancis sejak April 1949.

Bundespost direkomendasikan membagi layanan bisnisnya menjadi tiga, yaitu postdienst (layanan pos), postbank (layanan bank), dan telekom (telekomunikasi), dengan masing-masing manajemen. Konsekuensinya pada 1989, undang-undang baru disahkan Bundestag, parlemen Jerman, menghasilkan pembagian tiga perusahaan terpisah Deutsche Bundespost yakni Deutsche Bundespost Postdienst, Deutsche Bundespost Postbank, dan Deutsche Bundespost Telekom. Setiap perusahaan memiliki dewan manajemen dan akun terpisah.

Reunifikasi Jerman pada Oktober 1990 nampaknya membawa perubahan. Itu membuat telekomunikasi milik Jerman Timur, Deutsche Post terpaksa ditarik ke dalam Budespost. Sayangnya, hanya 10 persen rumah tangga di Jerman Timur yang memiliki telepon, dibandingkan dengan 98 persen di Jerman Barat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: