Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Terkejut, Ada Laporan Kekuatan Nuklir Militer China Jauh Lampaui Perkiraan AS

AS Terkejut, Ada Laporan Kekuatan Nuklir Militer China Jauh Lampaui Perkiraan AS Kredit Foto: Reuters/Damir Sagolj
Warta Ekonomi, Beijing -

China dilaporkan tengah meningkatkan stok senjata nuklirnya termasuk rudal-rudal hipersonik berdaya jelajah tinggi. Peningkatan kapabilitas nuklir itu dilakukan China di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) di Laut Cina Selatan dan terkait Taiwan.

Studi Bulletin of the Atomic Scientists mengatakan bahwa saat ini China memiliki 350 hulu ledak nuklir, jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) memperkirakan China hanya memiliki sekira 200 hulu ledak nuklir.

Baca Juga: Siap-siap, Turki Gila-gilaan Bikin Kapal Perang Nirawak dengan Rudal Kendali

Angka dalam laporan terbaru itu didapat dengan menghitung hulu ledak nuklir operasional dan senjata baru yang masih dalam pengembangan. Ini termasuk rudal hipersonik, rudal balistik antarbenua, dan senjata yang diluncurkan kapal selam.

Di antara senjata yang digunakan adalah DF-26, rudal hipersonik yang dapat mencapai kecepatan tertinggi Mach 18 - atau 18 kali kecepatan suara. Rudal itu mampu menjangkau sasaran sejauh 2.000 mil (3.200 km), cukup jauh untuk menyerang wilayah AS di Guam, Samudra Pasifik.

Kebanyakan senjata tersebut dikerahkan dengan transporter besar yang memberi mereka kemampuan bertahan yang lebih besar jika terjadi konflik. Sebuah pengebom Xi'an H-6 baru-baru ini terlihat membawa apa yang diyakini sebagai tiruan rudal hipersonik, yang akan memberi China cara baru untuk mengerahkan senjata nuklirnya.

“China melanjutkan program modernisasi senjata nuklir yang dimulai pada 1980-an dan meningkat pada 1990-an dan 2000-an, menggunakan lebih banyak jenis dan jumlah senjata nuklir yang lebih banyak daripada sebelumnya,” kata laporan yang ditulis Hans Kristensen, direktur di Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika (FAS), dan Matt Korda, rekan peneliti di FAS, sebagaimana dilansir The Sun.

Negeri Tirai Bambu telah menggelontorkan miliar dolar untuk memodernisasi militernya dalam setidaknya dua dekade terakhir.

Peningkatan kekuatan nuklir China terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan persaingan militer dengan Amerika Serikat terkait sengketa Laut China Selatan dan Taiwan.

Presiden Xi Jinping telah memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan diri menghadapi perang, dan telah melakukan serangkaian latihan kondisi pertempuran nyata. Pada Oktober, Tentara Pembebasan Rakyat China menggelar latihan perang yang mensimulasikan penyerbuan ke Taiwan.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: