Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengupas Perbudakan Modern atas Muslim Uighur, Siapa Dalangnya?

Mengupas Perbudakan Modern atas Muslim Uighur, Siapa Dalangnya? Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Berlin -

Perlakuan China terhadap etnis minoritas di wilayah Xinjiang menjadi sorotan lagi setelah sebuah laporan baru menemukan bukti yang menunjukkan pekerja Uighur dipaksa memetik kapas dengan tangan.

Penelitian ini diterbitkan oleh lembaga think-tank Pusat Kebijakan Global yang berbasis di Amerika Serikat (AS), dan ditinjau oleh BBC serta surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung.

Baca Juga: AS Terkejut, Ada Laporan Kekuatan Nuklir Militer China Jauh Lampaui Perkiraan AS

Menurut laporan tersebut, diperkirakan 570 ribu pekerja dari tiga wilayah Uighur dimobilisasi untuk melakukan pemetikan kapas pada tahun 2018.

Pemindahan warga Uighur dilakukan di bawah skema pelatihan tenaga kerja "koersif" pemerintah China yang melibatkan "manajemen gaya militer."

"Tidak mungkin menentukan dimana pemaksaan kerja itu berakhir dan dimana persetujuan lokal dimulai," tulis Adrian Zenz, peneliti yang menemukan dokumen tersebut.

Merek-merek fashion besar, termasuk Nike, Adidas, Gap dan lainnya mendapat kecaman oleh kelompok hak asasi karena menggunakan kapas yang bersumber dari China. Wilayah Xinjiang menghasilkan lebih dari 20% kapas dunia - sehingga menjadikannya pemain utama dalam rantai pasokan tekstil global.

Bukan waktunya untuk 'bisnis seperti biasa'

Dolkun Isa, Presiden Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Munich, mendesak sejumlah perusahaan untuk tidak mendukung pelanggaran hak asasi manusia di China.

"Hubungan antara perbudakan modern dan genosida itu sendiri tidak dapat dipisahkan," katanya. "Ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan bisnis seperti biasa."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: