Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Tantangan Industri Sawit Nasional, BPDPKS Jalankan Program Hulu-Hilir

Hadapi Tantangan Industri Sawit Nasional, BPDPKS Jalankan Program Hulu-Hilir Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan

Program dukungan BPDPKS terhadap sektor hulu dan hilir sering kali menjadi bahan perdebatan. Misalnya, prioritas program hulu seperti PSR disandingkan dengan program hilir seperti dukungan insentif biodiesel. Apabila perdebatan ini hanya dilihat dari satu perspektif, yaitu alokasi dana, akan terlihat timpang. Program biodiesel punya alokasi dana tertinggi 70%-80% dari total dana kelolaan BPDPKS). 

Karena itu, diperlukan sudut pandang lain dalam melihat kebijakan program hulu-hilir. Perlu ada integrasi program hulu dan hilir sawit sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Sehingga dalam pengembangan industri sawit, perlu dilihat kebutuhan industri, dampak multiplier terhadap perekonomian, dan lainnya. Sebagai contoh, industri sawit memerlukan penciptaan tambahan pasar domestik agar bisa lebih banyak terserap, salah satunya melalui program mandatori biodiesel. 

“Melalui program tersebut, tujuan untuk stabilisasi harga CPO dan juga ekspor sawit juga bisa tercapai. Tanpa adanya program-program itu, tidak akan ada dana sawit. Padahal, penggunaan dana sawit juga ditujukan untuk pengembangan industri sawit, tidak hanya di sektor hilir, tetapi juga di sektor hulu dalam menjaga produktivitas dan keberlanjutannya baik sebagai bahan pangan, bahan baku industri maupun untuk pemenuhan kebutuhan energi,” katanya.

Peniadaan program mandatori biodiesel akan berpengaruh kepada stabilisasi harga CPO dan stok menumpuk yang akan mengakibatkan keseimbangan industri sawit dapat terganggu. Begitu juga sebaliknya, tanpa dukungan program PSR, program biodiesel juga akan terancam keberlanjutannya karena terbatasnya pasokan bahan baku sebagai akibat kondisi kebun sawit yang sudah tidak produktif karena rata-rata sudah memasuki usia lebih dari 25 tahun.

“Itulah sebabnya integrasi program hulu dan hilir diperlukan. Sehingga program Peremajaan Sawit Rakyat harus dijalankan, agar kebun mereka semakin produktif sehingga pasokan untuk kebutuhan industri hilir juga tersedia,” kata Eddy.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: