Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat Sejarah, Penerbangan Perdana Israel-Maroko Bakal Segera Diluncurkan

Catat Sejarah, Penerbangan Perdana Israel-Maroko Bakal Segera Diluncurkan Kredit Foto: Rawpixel
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Maskapai Israel, El Al Israel Airlines, akan melakukan penerbangan langsung pertamanya dari Tel Aviv ke Rabat, ibu kota Maroko, pada Selasa (22/12/2020) waktu setempat. Hal itu disampaikan maskapai penerbangan tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Sputnik, Senin (21/12/2020).

"EL AL Israel Airlines terpilih untuk menyelesaikan penerbangan bersejarah pertama dari Israel ke ibu kota Maroko, Rabat, pada Selasa, 22 Desember 2020," demikian pernyataan itu.

Baca Juga: Penasihat Senior Gedung Putih Mau ke Israel, Habis Itu Langsung Meluncur ke Maroko

Pernyataan tersebut, menambahkan bahwa delegasi gabungan AS-Israel akan berada di dalam pesawat. Awal bulan ini, El Al Israel Airlines mengumumkan bahwa mereka sedang mempersiapkan untuk meluncurkan penerbangan langsung ke Maroko setelah menerima otorisasi yang diperlukan sehubungan dengan normalisasi hubungan antarkedua negara.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada awal Desember bahwa dia telah menengahi kesepakatan damai antara Israel dan Maroko. Kesepakatan itu mensyaratkan pembentukan hubungan diplomatik penuh dan perjalanan udara antara kedua negara, serta pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.

Maroko menjadi negara Arab keempat yang menormalisasi hubungan dengan Israel tahun ini, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan. Trump menambahkan kesepakatan ini 'terobosan besar' bagi perdamaian di Timur Tengah.

Kerajaan Maroko mengonfirmasi niatan mereka untuk 'secepat mungkin' meresmikan hubungan dan kontak resmi Israel. Maroko sepakat untuk melakukan normalisasi setelah AS mengaku kedaulatan Sahara Barat yang menjadi sengketa.

Kesepakatan-kesepakatan normalisasi hubungan empat negara mayoritas muslim itu kecam rakyat Palestina. Mereka mengatakan normalisasi hubungan mengabaikan hak-hak mereka dan tidak melayani tujuan Palestina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: