Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disebut-Sebut dalam Kasus Korupsi Bansos, Kondisi Keuangan Sritex Nyatanya....

Disebut-Sebut dalam Kasus Korupsi Bansos, Kondisi Keuangan Sritex Nyatanya.... Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) ikut disebut-sebut sebagai pihak berkaitan dengan kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang melibatkan Mantan Menteri Sosial, Juliari Batubara. Keterlibatan produsen tekstil yang berdomisili di Sukoharjo, Jawa Tengah, ini berkenaan dengan pengadaan goodie bag bansos.

Corporate Communication Head Sritex, Joy Citradewi, membenarkan bahwa pada April 2020 pihaknya dihubungi oleh pihak Kemensos yang kala itu membutuhkan goodie bag untuk bansos. Kemudian, pemesanan goodie bag tersebut diproses oleh perusahaan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun, pihaknya menampik bahwa pengadaan goodie bag tersebut ada kaitannya dengan putra Presiden Jokowi, yakni Gibran Rakabuming RakaBaca Juga: Gerah Terus Dikaitkan dengan Kasus Korupsi Bansos, Ini Isi Surat Klarifikasi Sritex

"Sebagai perusahaan terbuka (Tbk), kami sellau mengedepankan asas transparansi dan keterbukaan informasi. Kami juga berharap klarifikasi ini dapat meluruskan isu yang beredar di tengah masyarakat dan dapat dituntaskan segera dan sebaik-baiknya," pungkas Joy dilansir pada Selasa, 22 Desember 2020. Baca Juga: Vaksin Sinovac Paling Lemah dan Hanya Indonesia yang Pesan, Jubir Vaksinasi: Tidak Tepat

Berbicara mengenai Sritex, lantas seperti apa performa keuangan perusahaan sepanjang kuartal ketiga tahun 2020 ini? Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, baik penjualan maupun keuntungan Sritex bertumbuh positif dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Sritex membukukan kenaikan penjualan sebesar 1,34% dari US$895,08 juta per September 2019 menjadi US$907,09 juta per September 2020. 

Selama masa pandemi, penjualan untuk pasar ekspor tercatat mengalami penurunan, yakni dari yang sebelumnya US$534,54 juta pada tahun lalu menjadi US$517,08 juta pada tahun ini. Sementara itu, penjualan untuk pasar lokal tercatat mengalami pertumbuhan secara tahunan, yakni dari US$360,53 juta menjadi US$390,02 juta.

Penjualan yang mengalami kenaikan turut mendongkrak performa laba bersih perusahaan. Diketahui, Sritex mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 2,17%. Jika pada September 2019 lalu keuntungan perusahaan tercatat sebesar US$72,22 juta, angkanya naik menjadi US$73,79 juta setara Rp1,05 triliun pada September 2020.

Asal tahu saja, jampir semua pos beban perusahaan mengalami kenaikan, termasuk beban pokok pendapatan yang naik dari US$715,54 juta menjadi US$738,58 juta. Beban penjualan juga membengkak dari sebelumnya US$12,09 juta menjadi US$13,02 juta. Begitu pula dengan beban umum dan adiministrasi yang secara tahun ke tahun naik dari US$26,01 juta menjadi US$28,70 juta.

Meskipun begitu, beban keuangan dapat ditekan dari angka US$62,35 juta menjadi US$47,93 juta. Kerugian selisih kurs yang ditanggung Sritex juga berhasil ditekan tipis, yakni dari US$338,61 ribu menjadi US$336,66 ribu. Pada saat yang bersamaan, Sritex berhasil mendongkrak pendapatan keuangan dari angka US$772,30 ribu menjadi US$1,11 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: