Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Pemanfaatan Pakan Ternak dari Biomassa Sawit

Potensi Pemanfaatan Pakan Ternak dari Biomassa Sawit Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tidak hanya buah kelapa sawit yang menghasilkan minyak dengan kandungan nilai gizi dan vitamin yang baik untuk kesehatan, tetapi bahkan kandungan serat yang ada pada limbah sawit juga bermanfaat untuk kesehatan hewan ternak. Biomassa sawit berupa pelepah dan daun kelapa sawit dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi.

Perlu diketahui, pakan ternak merupakan salah satu komponen yang dapat menyerap sekitar 60-80 persen dari total biaya produksi. Selain memakan biaya produksi yang cukup besar, ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan juga menjadi masalah akibat makin menipisnya padang rumput.

Baca Juga: Harga CPO Naik Turun, Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit Optimistis Raup Rp45 Triliun 2021

Dalam laporan PASPI Monitor dituliskan, pelepah dan daun sawit masing-masing memiliki kandungan serat kasar yang cukup tinggi dengan kadar lignin sebesar 17,4 persen dan 27,6 persen. Besarnya potensi pakan ternak yang dihasilkan di tingkat perkebunan sawit menjadi dasar dari program pemerintah, yakni sistem integrasi sawit-sapi.

Sebagai satu-satunya perusahaan produsen daging wagyu di Indonesia, PT Austasia Stockfeed juga telah menggunakan biomassa sawit sebagai salah satu sumber pakan ternaknya untuk proses penggemukan sapi potong.

Sementara pelepah dan daun sawit berpotensi menjadi pakan hijauan, bungkil inti sawit (palm kernel meal) dapat dimanfaatkan menjadi sumber pakan konsentrat yang selama ini tersedia dengan harga yang cukup mahal. Hasil riset Balai Penelitian Ternak menyebutkan, bungkil inti sawit (BIS) mengandung 10 persem air, 14-17 persen protein, 9.5-10,5 persen lemak, dan 12-18 persen serat kasar. Kandungan nutrisi tersebut menjadikan BIS berpotensi menjadi pakan yang bernutrisi.

Selain itu, pemanfaatan BIS juga dapat menggantikan bungkil kedelai dan Distiller’s Dried Grains with Solubles (DDGS) yang banyak diimpor oleh industri pakan Indonesia sebagai sumber protein untuk pakan ternak. Implikasinya, dapat menurunkan biaya pakan konsentrat yang ditanggung oleh peternak sehingga efisiensi biaya produksi dapat tercapai.

Melansir dari laporan PASPI Monitor, limbah dari hasil pengolahan minyak sawit, yaitu Spent Bleaching Earth (SBE) juga memiliki potensi yang serupa. Melalui teknologi pengolahan SBE, yaitu Solvent Extraction dapat dihasilkan dua produk: Recovered Oil (R-Oil) dan De-oiled Bleaching Earth (De-Obe).

De-OBE merupakan produk dengan frasa padat seperti tanah liat yang masih mengandung sisa minyak sawit. Kandungan sisa minyak sawit tersebut memiliki nilai gizi bagi ternak dan tidak berbahaya jika dikonsumsi. Tanah liat (De-OBE) dapat langsung dicampurkan dengan bungkil kedelai dan bahan lainnya untuk menghasilkan pakan ternak yang bergizi.

Pemanfaatan biomassa sawit menjadi produk pakan ternak diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi dari produk sampingan dari limbah sawit sehingga produsen khususnya petani sawit rakyat dapat menikmati tambahan keuntungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: