Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Golden Eagle Energy Berhasil Restrukturisasi Utang dengan Bank Permata

Golden Eagle Energy Berhasil Restrukturisasi Utang dengan Bank Permata Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah situasi pandemi saat ini, anak usaha PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) telah merampungkan restrukturisasi hutang dengan Bank Permata. Direktur Utama PT Golden Eagle Energy Tbk, Roza Permana Putra, menyatakan, dengan restrukturisasi hutang ini, tenor pembayaran diperpanjang lima tahun hingga tahun 2026. Bunganya juga lebih rendah, turun 1% lebih.

“Arus kas Perseroan bisa lebih leluasa. Karena sekarang kita mulai masuk ke PLTU, perlu modal kerja lebih panjang,” kata Raza.

Untuk pertama kalinya juga, di tahun 2020 ini anak usahanya, Triaryani, melakukan pengiriman langsung ke beberapa pembangkit listrik di dalam negeri.

Baca Juga: Nilainya Tembus Belasan Triliun, Kontrak Tambang Anak Usaha Delta Dunia & Berau Coal Berlanjut

Peningkatan suplai ke pasar domestik ini merupakan salah satu strategi Perseroan dalam menyeimbangkan fluktuasi harga. Roza menjelaskan, “Kalau ekspor lebih banyak mengacu ke ICI (Indonesian Coal Index) tapi kalau ke PLTU acuannya HBA (Harga Batubara Acuan).”

“Selama tiga tahun terakhir hingga tahun 2019, Perseroan secara konsisten naik terus setiap tahun, namun tersendat dengan adanya pandemi.” Hingga September 2020, Perseroan mencatatkan penurunan penjualan sebesar 24% menjadi Rp 140 Milyar. “EBITDA tetap positif” tambah Roza.

Tahun lalu, SMMT telah melakukan pengeboran tambahan di area konsesi Triaryani sehingga besaran cadangan di konsesi Triaryani menjadi sebesar 316 juta ton, naik 59 juta dari sebelumnya 257 juta ton. Cadangan tersebut telah dihitung sesuai dengan standar JORC.

Meski saat ini tengah berlangsung pandemi Covid-19, Perseroan menjalankan tiga strategi utama, yaitu tetap menjaga lingkungan kerja tetap aman dengan menerapkan protokol kesehatan, dan menjaga tambang tetap beroperasi. Strategi lainnya adalah menjaga kecukupan arus kas, dengan cara restrukturisasi hutang, pengawasan arus kas secara ketat, serta melakukan perubahan marketing mix.

Baca Juga: Holding Pertambangan MIND ID Proyeksikan Dividen US$200 Juta dari Freeport di 2021

Walaupun pandemi Covid-19 masih melanda, perseroan masih tetap optimis dengan prospek usaha ke depan. Hal ini terlihat dengan harga batubara yang sudah mulai meningkat. Selain itu, di tengah desakan untuk beralih ke bahan bakar yang ramah lingkungan, batubara masih merupakan sumber energi utama di Asia, termasuk Indonesia.

Ke depan, Perseroan tetap menjaga kapasitas produksi agar dapat mencapai economic of scale; perencanaan tambang yang optimum untuk mendapatkan Stripping Ratio (SR) yang ditargetkan.

Untuk logistik, Perseroan terus meningkatkan jumlah armada angkut serta produktivitas dan cycle time armada angkut.

Dari segi pemasaran, Perseroan akan memadukan penjualan yang terkait ke HBA dan pasar spot; serta memperluas pasar ke pengguna akhir dan memperkuat basis di pasar domestik.

Di bidang keuangan, Perseroan terus melakukan efisiensi biaya secara berkelanjutan dan melakukan pengawasan arus kas secara ketat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: