Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efek Pandemi, Tenaga Kerja Sektor Industri Turun 1,45 Juta

Efek Pandemi, Tenaga Kerja Sektor Industri Turun 1,45 Juta Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian mencatat jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri mengalami penurunan tajam. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penurunan ini utamanya disebabkan dampak dari pandemi Covid-19.

"Salah satu dampak pandemi Covid-19 adalah terjadinya penurunan tenaga kerja di sektor industri," kata Agus dalam konferensi pers akhir tahun 2020 di Jakarta pada Senin (28/12/2020).

Baca Juga: Sambut 2021, Menteri PUPR Optimistis Industri Properti Kembali Menggeliat

Ia menyebutkan hingga Agustus 2020, jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur sebanyak 17,48 juta atau menyerap sekitar 13,6% dari total tenaga kerja secara nasional. Jumlah itu menurun tajam jika dibandingkan tenaga kerja di Agustus 2019 yang sebanyak 18,93 juta atau menyerap sekitar 14,96% dari total tenaga kerja secara nasional.

"Jadi, turun kira-kira 1,45 juta penyerapan tenaga kerja industri manufaktur dibandingkan tahun lalu. Tentu ini akibat Covid-19," kata dia.

Meski di tengah gempuran berat akibat dampak pandemi, sektor industri lanjut Agus tetap konsisten berperan strategis bagi perekonomian nasional. Kontribusi industri pengolahan pada PDB nasional masih terbesar dibanding sektor ekonomi lainnya dengan mencapai 19,86% pada triwulan III 2020.

Adapun subsektor industri yang diproyeksikan tumbuh positif sepanjang tahun 2020, antara lain, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri logam dasar, serta industri makanan.

"Pada tahun 2021, diperkirakan semua subsektor industri mampu tumbuh positif," tegasnya.

Agus pun mengakui, kinerja industri manufaktur sempat menurun drastis akibat pandemi. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang anjlok setelah masuknya virus corona ke dalam negeri.

Ia mengatakan, pada Januari-Februari 2020, PMI manufaktur Indonesia mencatat rekor di angka 51,9. Namun, masuknya Covid-19 pada awal Maret 2020 membuat PMI manufaktur turun ke level 45,3. "Kemudian pada April 2020 bahkan drop ke 27,5," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: