Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harapan Baru Reshuffle Kabinet: Perbaikan Skema Bansos dan Pemulihan Ekonomi

Harapan Baru Reshuffle Kabinet: Perbaikan Skema Bansos dan Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Antara/Setpres/Laily Rachev/handout
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan reshuffle sejumlah menteri. Upaya tersebut membuka harapan baru bagi para menteri hasil reshuffle untuk mampu mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), terutama di tengah pandemi Covid-19.

Saat ini, bangkitnya sektor ekonomi menjadi fokus utama bagi Indonesia agar bisa survive dari dampak pandemi. Meski begitu, masih ada sejumlah posisi menteri yang dinilai kurang mampu mengakomodir bantuan sosial (bansos), sebagai salah satu upaya mendorongnya pemulihan ekonomi.

Sebab, bansos sendiri dinilai beberapa pihak berpotensi menimbulkan moral hazard, terutama pasca tertangkapnya Menteri Sosial Julian Batubara atas dugaan korupsi dana bansos, kehadiran beberapa bansos di sejumlah kementerian mendapat sorotan.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati misalnya, ia mencermati beberapa bansos bagi para pekerja, di mana pemberian bansos tersebut diharapkan mampu mendorong ekonomi dan penciptaan lapangan kerja saat pandemi.

Baca Juga: Menteri Hasil Reshuffle Harus Miliki Komitmen untuk Kepentingan Rakyat

Mulai dari bantuan langsung tunai (BLT) subsidi upah sebesar Rp 2,4 juta per penerima, hingga bantuan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) di Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), menurut Enny, belum mampu menjawab itu semua.

"Dari awal skema nya ini kan namanya bantuan, jadi seolah-seolah seperti dana perlindungan sosial. Padahal dana tersebut harus produktif dan berdampak bagi pemulihan ekonomi, untuk itu konsepnya harus jelas terlebih dahulu," ucap Enny dalam keterangannya di Jakarta, Senin (28/12/2020).

Bahkan ia menyebut, jika skema seperti itu tetap dipertahankan, tak ubahnya seperti transfer payment. "Seolah seperti saweran untuk survival bertahan hidup," imbuhnya.

Sementara untuk pekerja maupun pelaku usaha itu butuh untuk berkembang, melanjutkan usaha atau pun mencari alternatif penghasilan dengan melakukan usaha. Upaya survival-nya lanjut Enny, dengan usaha, artinya pemulihan ekonomi ini benar-benar terjadi.

"Kalau yang sekarang ini kesannya kalau sudah disalurkan ya selesai. Padahal kan nggak. Kemudian apakah itu akan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional ini tidak jelas ukuran maupun indikator keberhasilannya, efektivitasnya bagaimana?" tanya Enny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: