Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran Capai pada Tingkat Kematian Terendah Akibat Corona, Bagaimana Bisa?

Iran Capai pada Tingkat Kematian Terendah Akibat Corona, Bagaimana Bisa? Kredit Foto: Unsplash/Sepehr Aleagha
Warta Ekonomi, Teheran -

Iran baru baru ini melaporkan angka 119 kematian harian akibat virus corona baru pada hari Minggu (27/12/2020). Kementerian Kesehatan Iran mencatat angka kematian harian Covid-19 ini menjadi terendah dalam lebih dari tiga bulan terakhir, dalam sebuah laporan Reuters baru-baru ini.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Sima Sadat Lari mengatakan kepada TV pemerintah bahwa 5.502 orang telah terinfeksi dalam 24 jam terakhir, menjadikan jumlah total kasus Covid-19 di negara Timur Tengah yang paling parah terkena dampak pandemi ini menjadi 1.200.465 jiwa.

Baca Juga: Jenderal Besar Timur Tengah Konfirmasi Siap Lawan Balik Iran Jika...

Korban meninggal dunia karena Covid-19, pada hari Minggu adalah yang terendah sejak 12 September dimana tercatat hanya 116 angka kematian, dilansir dari Middle East Monitor.

Setelah itu, Iran memperpanjang jam malam, dengan akses lalu lintas malam hari ke 330 kota dan kota kecil yang berisiko rendah pada Minggu. Langkah itu dalam upaya untuk mempertahankan penurunan jumlah infeksi dan kematian baru-baru ini.

Jam malam dimulai pukul 9 malam hingga 4 pagi - sudah diberlakukan di 108 kota berisiko menengah "oranye" - diperpanjang ke kota area "kuning" berisiko rendah. Jam malam diberlakukan, di mana penggunaan mobil pribadi dilarang. Akibat kebijakan ini hampir 100.000 kendaraan didenda karena keluar pada malam hari dalam seminggu terakhir.

Pemerintah Iran mengonfirmasi pada hari Kamis lalu bahwa pihaknya telah menerima persetujuan dari otoritas AS. Di mana Iran dapat membeli vaksin virus corona dari aliansi COVAX yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia, sebuah kelompok multi-lembaga yang didedikasikan untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Namun tidak dijelaskan vaksin mana yang akan dibeli Iran.

Pada hari Sabtu (26/12/2020), Presiden Hassan Rouhani, dalam sambutannya yang disiarkan televisi setempat, menegaskan kembali keluhan Iran bahwa sanksi AS telah mempersulit negaranya untuk melakukan pembayaran pembelian vaksin. "Kami mengatur uang dari bank untuk membeli vaksin dari COVAX tetapi mereka mengatakan Anda membutuhkan persetujuan (AS)," kata Rouhani.

Padahal jelas, makanan dan obat-obatan dikecualikan dari sanksi yang diberlakukan kembali Washington terhadap Teheran, setelah Presiden Donald Trump meninggalkan kesepakatan nuklir 2015 Iran dengan kekuatan dunia. Tetapi langkah-langkah AS telah menghalangi beberapa bank asing untuk memproses transaksi keuangan untuk kesepakatan Iran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: