Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lagi-lagi, Protokol DeFi Kena Retas, Ini Kerugiannya

Lagi-lagi, Protokol DeFi Kena Retas, Ini Kerugiannya Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang peretas yang dicurigai telah mengeksploitasi protokol penguncian Cover, menggembungkan pasokan token dengan mencetak lebih dari 40 triliun "koin".

Namun, dalam gerakan yang mengejutkan, tersangka penyerang mengembalikan dana tersebut dengan catatan yang berbunyi: "Lain kali, urus urusanmu sendiri."

Dalam eksploitasi awal, penyerang melikuidasi lebih dari 11.700 koin pada agregator pertukaran terdesentralisasi 1 inch setelah menggembungkan pasokan token menurut data dari penjelajah dompet Ethereum Nansen. Secara total, aktor nakal itu menghabiskan lebih dari US$5 juta atau sekitar Rp70,8 miliar dari proyek.

Baca Juga: Intip Cara Blockchain Buat Pemilu AS Lebih Terpercaya

Rilis Protokol Cover membahas insiden tersebut dalam pesan yang di-posting di grup Discord.

"Kontrak farming Blacksmith telah dieksploitasi untuk mencetak token $ Cover tak terbatas. Kami telah membatasi akses pencetakan ke kontrak farming untuk menghentikan penyerang. Jika Anda memberikan likuiditas untuk token $ Cover (uniswap atau sushiswap), harap segera hapus," kata perusahaan.

Menurut tim Protokol Cover, masalah tersebut hanya memengaruhi pasokan token dengan dana yang disimpan di kumpulan "klaim/noklaim" masih aman. Proyek tersebut mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.

Serangan itu menyebabkan penurunan besar-besaran dalam harga token Cover, turun lebih dari 97%, sementara juga menimbulkan komentar negatif dari berbagai bagian komunitas kripto di media sosial. Kembali pada November, Cover adalah salah satu protokol DeFi untuk digabungkan dengan Yearn.Finance.

Insiden hari Senin membuat Cover proyek DeFi terbaru mengalami eksploitasi jahat dalam setahun yang dibebani dengan serangan oportunistik yang mengambil untung terhadap berbagai protokol.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Cointelegraph, serentetan peretasan DeFi sepanjang tahun menonjol sebagai salah satu kekecewaan utama di ruang kripto untuk 2020 dengan manipulasi data yang dianggap mudah dilakukan di banyak proyek.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: