Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Ancaman Siber di Sektor Pendidikan Versi Kaspersky

Potensi Ancaman Siber di Sektor Pendidikan Versi Kaspersky Kredit Foto: Unsplash/Kaur Kristjan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perubahan dalam sistem pendidikan telah terjadi sejak lama, dengan digitalisasi menjadi instrumen utama transformasi ini. Sebuah terobosan terjadi tahun ini, ketika sekitar 1,5 miliar siswa tidak dapat bersekolah secara fisik akibat pandemi COVID-19. Akibatnya, sistem pendidikan di seluruh dunia mengalami perubahan yang signifikan. Para pengajar dipaksa menguasai berbagai platform baru, seperti Zoom, tanpa kehilangan kualitas pendidikan walaupun mengajar dari jarak jauh.

Digitalisasi pendidikan kemungkinan masih akan terus berlanjut, dan ini bisa menjadi hal yang baik sekaligus buruk. Di satu sisi, terdapat berbagai kemungkinan dan platform baru, termasuk yang pada awalnya tidak ditujukan untuk pendidikan. Contoh yang bagus adalah akun TikTok yang didedikasikan untuk topik tersebut.

Awalnya, para pengajar tidak menggunakan platform ini, dan lebih memilih YouTube, tetapi pada 2020 TikTok telah menjadi platform populer untuk memproduksi konten pendidikan. Di sisi lain, banyak dari alat pendidikan digital baru ini tidak hanya meningkatkan pengalaman baru dalam pendidikan, tetapi juga memperkenalkan ancaman baru.

Baca Juga: Buset! 1 Bitcoin Kini Sudah Seharga 1 Apartemen, Ini Alasannya

Berikut beberapa potensi risiko terbesar yang dapat terjadi di sektor pendidikan di tahun mendatang versi Kaspersky:

1. Pengembangan Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System) Pendidikan

LMS memungkinkan pengajar untuk melacak proses pembelajaran siswa, menunjukkan perkembangan mereka dan aspek yang membutuhkan perhatian dari pengajar. Meskipun sudah ada beberapa sistem terkenal (Google Classroom, Frog, dan lain-lain), pasar untuk sistem LMS baru terlihat masih akan terus berkembang.

Seiring dengan bertambahnya jumlah dan popularitas LMS, jumlah situs phishing yang terkait dengan layanan pendidikan dan konferensi video juga akan bertambah. Tujuan utama mereka adalah mencuri data pribadi atau menyebarkan spam di komunitas pendidikan. Pada pertengahan 2020 saja, sebanyak 168.550 pengguna unik menghadapi berbagai ancaman yang didistribusikan dengan kedok platform pembelajaran online atau aplikasi konferensi video populer-peningkatan 20,455% jika dibandingkan dengan 2019.

Selain itu, sistem LMS juga membuka potensi untuk hal baru tidak terduga lainnya, seperti ancaman Zoombombing. Apalagi jika sekolah terus melakukan pembelajaran jarak jauh, sistem ini akan terus menjadi vektor serangan yang populer.

Lebih banyak perhatian akan diberikan pada layanan video, seperti Youtube, Netflix, SchoolTube, KhanAcademy, dan lain-lain. Akan ada lebih banyak kreasi konten video pendidikan sebagai produk jadi dan digunakan sebagian oleh guru di kelas.

Faktanya, sekitar 60% guru sudah menggunakan YouTube di kelas. Meskipun video dapat menjadi alat pendidikan yang ampuh, ada juga banyak konten yang tidak sesuai usia yang dapat ditemukan di layanan video populer, dan pembuat konten tersebut dapat menggunakan topik pendidikan sebagai kedok (YouTube/TikTok/Instagram, dan lain-lain). Ini bukan ancaman baru, tetapi dengan pertumbuhan digitalisasi, relevansinya dapat semakin berkembang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: