Jleb! Nasib Modernland Berubah 180 Derajat: Dari Untung Ratusan Miliar Jadi Buntung Triliunan

PT Modernland Realty Tbk (MDLN) harus gigit jari lantaran performa keuangannya menurun drastis dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Bagaimana tidak, keuntungan Modernland sebesar Rp248,06 miliar pada September 2019 kini berubah menjadi kerugian Rp1,35 triliun pada September 2020.

Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, Modernland membukukan penurunan pendapatan hingga 69,87% secara tahun ke tahun. Pada kuartal ketiga tahun lalu, pendapatan Modernland mencapai Rp1,56 triliun, sedangkan pada kuartal ketiga tahun ini anjlok menjadi Rp471,63 miliar. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kontribusi dari tiga sumber pendapatan perusahaan properti itu. Baca Juga: Perusahaan Properti Ini Bakal Bangun Perumahan, Patok Harga Mulai Rp160 Jutaan!

Kontribusi dari penjualan bersih menjadi yang paling tajam penurunan kontribusinya. Jika tahun lalu penjualan bersih tercatat sebesar Rp1,46 triliun, tahun ini hanya tercatat sebesar Rp404,86 miliar. Kontribusi pendapatan dari hotel dan sewa juga tercatat amblas, yakni yang sebelumnya Rp68,61 miliar menjadi Rp36,10 miliar. Begitu pula dengan pendapatan dari lapangan golf dan restoran club house yang anjlok dari angka Rp32,67 miliar menjadi Rp30,67 miliar. Baca Juga: Mata Uang Dunia Tumbangkan Dolar AS, Rupiah Bahkan di Ujung Tanduk!

Pada dasarnya, Modernland berhasil menekan beban pokok penjualan dari yang awalnya Rp598,65 miliar pada Q3 2019 menjadi Rp201,37 miliar pada Q3 2020. Namun, pada saat yang bersamaan pos beban lainnya membengkak sehingga membuat keuntungan Modernland terpangkas. 

Pada September tahun lalu, beban operasional lainnya tercatat sebesar Rp53,01 miliar, sedangkan pada September tahun ini melonjak jadi Rp904,79 miliar. Kemudian, beban keuangan juga ikut membengkak dari angka Rp395,03 miliar menjadi Rp413,91 miliar.

Meskipun begitu, Modernland berhasil memperbaiki beban penjualan dari yang awalnya Rp61,87 miliar menjadi Rp36,33 miliar. Beban umum dan administrasi juga tercatat membaik dari sebelumnya Rp361,22 miliar menjadi Rp321,26 miliar. Bahkan, beban pajak final mampu ditekan cukup dalam, yakni dari angka Rp36,43 miliar menjadi Rp14,51 miliar.