Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Bisnis Chaebol Sederhana Antarkan SK Holding Jadi Konglomerat ke-4 Korsel

Kisah Perusahaan Raksasa: Bisnis Chaebol Sederhana Antarkan SK Holding Jadi Konglomerat ke-4 Korsel Kredit Foto: Reuters

Chey segera mulai mengubah perusahaan tekstil yang masih kecil menjadi salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan. Alih-alih memanfaatkan peluang untuk berkembang, Chey mengembangkan strategi integrasi vertikal untuk perusahaan, berusaha mendapatkan kendali atas seluruh rantai produksinya —termasuk pasokan bahan bakunya.

Untuk tujuan ini, Chey mendirikan Sunkyong Petroleum pada tahun 1973. Pada tahun 1975, Chey telah menyempurnakan strategi integrasi vertikal, yang diluncurkan dengan judul "From Petroleum to Fibers" tahun itu.

Di antara langkah pertama perusahaan menuju integrasi vertikal terjadi pada 1976, dengan berdirinya SKC Company, yang mulai memproduksi film poliester hanya satu tahun kemudian. Pada akhir dekade ini, SKC mulai berkembang. Pada tahun 1979, misalnya, perusahaan ini menjadi yang pertama di Korea, dan hanya keempat di dunia, yang memproduksi pita magnetik untuk perekam VHS. Sementara itu, sebagai pengakuan atas peningkatan fokusnya di luar industri tekstil, Sunkyong Textiles mengubah namanya menjadi Sunkyong Ltd, pada tahun 1975.

h05.jpg

Didirikan pada tahun 1962, Korea Petroleum telah tumbuh menjadi penyulingan minyak utama Korea Selatan pada saat Sunkyong memasuki ibu kotanya. Segera setelah itu, manajemen Korea Petroleum dialihkan ke Sunkyong, sesuai dengan kebijakan industri privatisasi pemerintah Korea Selatan.

Pada saat itu, Korea Selatan telah memulai pertumbuhannya yang menakjubkan, mengubah dirinya dari ekonomi terpencil menjadi salah satu pusat ekonomi dan industri terkemuka di dunia dalam waktu kurang dari dua dekade. Pertumbuhan negara pada gilirannya memungkinkan Sunkyong untuk berkembang menjadi salah satu perusahaan top negara.

Korea Petroleum berganti nama menjadi Yunkong Co Ltd pada tahun 1982, kemudian terdaftar di Bursa Efek Korea pada tahun 1984. Kemudian ia berganti nama menjadi SK Engineering & Construction Co. Pada awal tahun 2000-an, SK Construction & Engineering telah tumbuh menjadi bisnis global dengan pendapatan lebih dari 2,2 miliar dolar per tahun.

Pada awal 1990-an, dengan segera SK menjadi chaebol terbesar kelima di Korea Selatan, hanya mengikuti Hyundai, Samsung, Lucky-Goldstar (kemudian LG), dan Daewoo, dengan pendapatan total lebih dari 14 miliar dolar. Sekitar 58 persen dari total itu dihasilkan oleh kepemilikan minyak bumi dan bahan kimia terintegrasi grup.

h09.jpg

Perusahaan juga menargetkan pasar telekomunikasi seluler yang sangat menjanjikan, dengan membentuk anak perusahaan Daehan Telecom pada 1991. Perusahaan tersebut dianugerahi kontrak komunikasi seluler dari pemerintah Korea pada tahun 1992. 

Sunkyong berganti nama pada tahun 1998, menjadi SK Group. Tahun itu juga menandai kematian Jong-Hyon Chey di usia 68.

Saat itu, Chey telah membimbing SK Group ke posisi sebagai chaebol terbesar keempat di Korea Selatan, dengan pendapatan lebih dari 30 miliar dolar. Perusahaan kemudian meluncurkan merek SK di seluruh jaringan perusahaannya, termasuk Yukong, yang berubah nama menjadi SK Corporation pada tahun 1997.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: