Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bakal Jadi Tahun Kebangkitan Pasar Modal, Bos OJK Kasih Bocoran!

Bakal Jadi Tahun Kebangkitan Pasar Modal, Bos OJK Kasih Bocoran! Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa tahun 2021 akan menjadi kebangkitan indistri pasar modal tanah air. Hal tersebut tercermin dari sejumlah sinyal pemulihan ekonomi di sepanjang 2020 yang topang oleh sinergi kebijakan pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan OJK.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menyebutkan, sinergi kebijakan extraordinary untuk meredam dampak pandemi Covid-19 telah dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan fiskal akomodatif, BI melalui pelonggaran likuiditas dan penurunan suku bunga, serta OJK yang mengeluarkan kebijakan stabilisasi pasar keuangan.

"Sinyal pemulihan ekonomi merupakan momentum bagi bangkitnya industri pasar modal, baik dari sisi investor yang disediakan alternatif instrumen investasi dengan return yang lebih tinggi dari deposito. Dan, dari sisi issuer disediakan alternatif pembiayaan dengan yield yang relatif rendah dibanding kredit perbankan," papar Wimboh di Jakarta, Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Bukan Kaleng-kaleng! IHSG Bakal Capai Level 7,000 di Akhir Tahun, Sudah Siap Belum?

Ia menuturkan jika, momentum kebangkitan pasar modal juga tercermin dari sejumlah capaian di 2020, seperti peningkatan transaksi investor sebesar 73 persen dari tahun sebelumnya. "Transaksi investor ritel meningkat empat kali lipat dan merupakan tertinggi di Asean," ucapnya.

Selain itu, kata Wimboh, jumlah investor pasar modal di 2020 meningkat 56 persen (year-on-year) menjadi 3,88 juta investor yang didominasi investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun, yakni tercatat sebanyak 54,79 persen dari total investor.

"Antusiasme kalangan korporasi untuk terus menggalang dana melalui penawaran umum, ternyata masih terjaga di masa pandemi. Terdapat 53 emiten baru, dengan 51 perusahaan tercatat di Bursa dan merupakan tertinggi di Asean, dengan nilai penghimpunan dana sebesar Rp118,7 triliun," ujar Wimboh.

Baca Juga: OJK Keluarkan 35 Kebijakan Jaga Daya Tahan Pasar Modal, Ini Hasilnya...

Menurutnya, sinyal pemulihan ekonomi Indonesia yang dihasilkan dari sinergi antara pemerintah, BI dan OJK bisa terlihat pada pertumbuhan PDB yang membaik di Kuartal III-2020 dari minus 5,32 persen di Kuartal II-2020 menjadi minus 3,49 persen. "Ada juga kenaikan penjualan kendaraan bermotor, kinerja manufaktur yang kembali ke zona ekspansi dan indeks penjualan eceran membaik," tuturnya.

Dia menyatakan, perbaikan pertumbuhan ekonomi di Kuartal III-2020 mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi terus berlangsung dan sudah memperlihatkan sinyal positif. Stabilitas sektor jasa keuangan juga tetap terjaga yang ditunjukkan oleh rasio kecukupan modal (CAR) perbankan mencapai 24,19 persen.

Bahkan, lanjut Wimboh, likuiditas yang memadai didukung oleh alat likuid perbankan yang terus meningkat pada level tertinggi dalam sejarah, yakni mencapai Rp2,250 triliun. "Profil risiko juga dapat dikelola dengan baik, tercermin dari tingkat NPL di 3,18 persen. Ternyata, restrukturisasi hanya 18 persem dari total kredit," ucapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: