Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri! Ini Bahaya yang Mengintai Jika Perang Iran Benar-benar Pecah

Ngeri! Ini Bahaya yang Mengintai Jika Perang Iran Benar-benar Pecah Kredit Foto: IStock

Perang Iran juga bisa mengakibatkan konflik berskala luas. Itu dikarenakan Iran memiliki banyak milisi yang berafiliasi baik di Lebanon, Suriah, maupun Irak. Mereka akan membantu Iran meski kondisi keuangan memburuk. Namun, Iran dikenal sebagai negara yang memainkan pihak ketiga dalam berkonflik.

Kekhawatiran mendalam adalah kelompok yang berafiliasi dengan Teheran juga akan melancarkan serangan ke negara yang berafiliasi dengan AS, seperti Israel dan Saudi. Itu bisa menjadi bencana besar yang tentunya sangat diperhitungkan semua pihak yang bertikai. Kelompok yang berafiliasi dengan Iran juga bisa saja melancarkan serangan ke pangkalan militer AS di Timur Tengah.

Kemudian, perang Iran-AS bisa menjadi ladang baru bagi Rusia yang memiliki kepentingan di Timur Tengah. Selama ini, Rusia merupakan pihak yang selalu mendukung Iran. Moskow memiliki senjata dan kekuatan tempur yang bisa bermain di belakang Iran.

Hal itu juga yang dilakukan Rusia di Suriah. Rusia tidak akan membiarkan Iran berperang sendirian. Moskow dapat mengirimkan pasokan senjata dan teknologi militer untuk membantu Iran.

"Permasalahan di kawasan Timur Tengah bukan aktivitas Iran ," kata Duta besar Rusia untuk Israel, Anatoly Viktorov, kepada Jerusalem Post. Konflik di Timur Tengah dikarenakan kurangnya pemahaman antara negara mengenai resolusi PBB tentang konflik Israel-Arab dan Israel-Palestina.

Jika perang AS-Iran yang terjadi, maka negara yang diuntungkan adalah Saudi dan Israel. “Trump selalu ditekan aliansi kuncinya di Timur Tengah untuk bertindak terhadap Iran,” kata Danny Postel, asisten direktur Center for International and Area Studies di Universitas Northwestern, dilansir Al Jazeera.

Postel mengungkapkan, Trump sangat terluka dan terpojok pada skenario akhir permainan karena dia memiliki kesempatan beberapa pekan lalu. Namun, Trump bsia saja melakukan tindakan berbahaya. “Itu mungkin sebagai kasus yang paling berbahaya,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, informasi intelijen di Iran mengindikasikan agen Israel akan memprovokasi dengan menyerang fasilitas AS. Itu bertujuan agar Trump bisa menyerang Iran.

“Trump harus hati-hati dengan jebakan itu,” katanya. Namun, Zarif tidak mengungkapkan bukti tersebut.

Namun demikian, ancaman perang Iran-AS masih tetap di depan mata. Barbara Slavin, Direktur Future of Iran Initiative at the Atlantic Council, mengatakan bahwa ancaman perang masih terbuka lebar karena Trump dan Israel telah menempatkan banyak aset di Timur Tengah. “Konflik itu akan memiliki klimaks yang menakutkan jika AS gagal menerapkan kebijakan maksimum,” kata Slavin.

Bagaimana pintu diplomasi? Slavin menilai, pintu diplomasi masih terbuka lebar karena pada Juni mendatang akan digelar pemilu presiden.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: