Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dapat Pendanaan Baru, Startup Edutech Zenius Rencana Kembangkan Platform

Dapat Pendanaan Baru, Startup Edutech Zenius Rencana Kembangkan Platform Kredit Foto: Unsplash/Mimi Thian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Startup edukasi Zenius mengumumkan putaran pendanaan Pra-Seri B dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Di tahap ini, investor baru Alpha JWC Ventures dan Openspace Ventures bergabung dengan Northstar, Kinesys, dan BeeNext yang telah lebih dulu mendukung Zenius melalui pendanaan Seri A di bulan Februari 2020 lalu. Zenius berencana menggunakan dana ini untuk mengembangkan platform-nya lebih jauh dalam memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.

“Baru-baru ini kami meluncurkan fitur Automated Doubt-Solving melalui aplikasi kami dan WhatsApp. Fitur ini akan memberikan solusi kepada siswa hanya dengan menggunakan kamera di ponsel mereka. Sistem kemudian akan merekomendasikan video dan pertanyaan latihan untuk menjelaskan proses di balik solusi tersebut dan memungkinkan siswa secara aktif menerapkannya dalam rangkaian pertanyaan latihan yang diberikan,” kata Rohan Monga, CEO Zenius sejak 2019 yang sebelumnya menjabat COO Gojek, decacorn lokal, selama empat tahun, Selasa (5/1/2021).

Baca Juga: Investor Ungkap Alasan Suntik Startup Anak Jokowi hingga Rp28,3 Miliar

Sepanjang 2020, Zenius memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Pendapatan perusahaan tumbuh lebih dari 70% pada semester kedua tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Zenius menggratiskan sebagian besar konten-konten yang ada di platform mereka selama paruh pertama tahun 2020 untuk mendukung inisiatif belajar dari rumah yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di awal pandemi COVID-19. Zenius mulai mengadopsi model bisnis freemium setelah melakukan pembaruan aplikasi dan rebranding di bulan Juni 2020.

Zenius memiliki jumlah pertumbuhan pengguna lebih dari 10 kali lipat semenjak peluncurannya pada Maret 2020 hingga Desember 2020, dan memiliki tingkat retensi pengguna lebih dari 90%. Hampir 50% pendapatannya saat ini berasal dari segmen live class. Saat ini, kelas-kelas di Zenius rata-rata menerima rating 4,9 (dari 5), dengan jumlah kehadiran rata-rata mencapai 400 siswa, dan memecahkan rekor dengan 10.000 pengguna dalam satu sesi matematika selama 60 menit.

Pada tahun 2020, Zenius melakukan beberapa inisiatif dengan pendekatan multipihak untuk memberikan dampak yang lebih besar terhadap pelajar Indonesia. Zenius telah memperkuat kemitraannya dengan Telkomsel, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia, pertama melalui Ilmupedia yang menawarkan kuota pembelajaran 30GB kepada siswa, kemudian Zenius Telkomsel Scholarship Test, yang membimbing lebih dari 15.000 siswa SMA dari Banda Aceh hingga Timika yang berpartisipasi dalam tantangan online, dan melalui tantangan sekolah berskala nasional bernama “Ilmupedia Berani Jawab”. Zenius juga meluncurkan Sistem Manajemen Pembelajaran gratis untuk guru bernama “Zenius untuk Guru”.

Fitur tersebut membuat Zenius menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah daerah dan telah digunakan oleh lebih dari 6.000 guru di Indonesia.Startup edukasi yang berbasis di Indonesia, Zenius, telah mengumumkan putaran pendanaan Pra-Seri B dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Di tahap ini, investor baru Alpha JWC Ventures dan Openspace Ventures bergabung dengan Northstar, Kinesys, dan BeeNext yang telah lebih dulu mendukung Zenius melalui pendanaan Seri A di bulan Februari 2020 lalu. Zenius berencana menggunakan dana ini untuk mengembangkan platform-nya lebih jauh dalam memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.

Sepanjang 2020, Zenius memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Pendapatan perusahaan tumbuh lebih dari 70% pada semester kedua tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Zenius menggratiskan sebagian besar konten-konten yang ada di platform mereka selama paruh pertama tahun 2020 untuk mendukung inisiatif belajar dari rumah yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di awal pandemi COVID-19. Zenius mulai mengadopsi model bisnis freemium setelah melakukan pembaruan aplikasi dan rebranding di bulan Juni 2020.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: