Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bingung Mau Investasi di 2021? Simak Lima Poin Ini Biar Investasi Hasilkan Cuan

Bingung Mau Investasi di 2021? Simak Lima Poin Ini Biar Investasi Hasilkan Cuan Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di awal dekade yang baru, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang. Krisis pandemi yang terjadi sekali selama satu abad ini dibarengi dengan penutupan ekonomi global merupakan hal yang tidak biasa secara global.

Lalu bagaimana dengan tahun ini? Tahun dimana, pandemi Covid-19 secara global belum berakhir meskipun ada harapan pemulihan ekonomi global dengan ditemukannya vaksin. Investasi apa yang tepat untuk tahun ini?

DBS Chief Investment Office (CIO) dalam laporannya 1Q21 CIO Insights, "A New Hope" melihat adanya perkembangan positif di tahun 2021. Perkembangan vaksin yang baik memberikan harapan bahwa ekonomi global dapat kembali pulih.

Pasar modal juga mulai berangsur pulih seiring dengan saham bernilai rendah mulai bertumbuh, seperti industri pariwisata, serta perbankan dan saham energi. Hal terpenting ialah rotasi ini menghasilkan "perluasan" pasar, dimana tidak hanya dikuasai oleh Big Tech saja. Menurut DBS CIO, ini merupakan dinamika yang sehat dan menuju pertumbuhan yang berkelangsungan.  Secara garis besar, ada lima poin yang direkomendasi DBS CIO dalam melakukan investasi di tahun 2021. Berikut kelima hal tersebut.

Baca Juga: Menuju 2021, Investor Persiapkan Alokasi Portofolio Investasi, Simak di Sini!

1. Pasar Saham

Chief Investment Officer DBS Hou Wey Fook mengatakan, dengan berakhirnya ketidakpastian pemilu Amerika Serikat (AS) serta distribusi vaksin Covid-19, pihaknya yakin bahwa pasar saham akan menguat pada 2021.

"DBS CIO melihat beberapa kesamaan antara saat pertama pasar saham menguat dengan kondisi saat ini. Berdasarkan definisinya, pasar menguat saat harga saham-saham naik sebesar 20% atau lebih. Kenaikan harga saham yang tinggi sejak 23 Maret 2020, menandai awal penguatan pasar," jelas dia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/1/2021).

Selama dislokasi pasar, aset berisiko cenderung diperdagangkan sesuai dengan "delta" indikator makro saat indikator tersebut mencapai titik ekstrim. Dengan kata lain, selama kondisi makro tidak semakin memburuk, penjualan akan mencapai titik balik dan mulai berubah arah.

"Dalam kondisi pandemi Covid-19, perilaku perdagangan tetap sama, terbukti dengan indeks saham AS, yang meningkat 18% selama April dan Mei 2020 meskipun PMI Manufaktur mengalami kontraksi. Ini menandakan bahwa sentimen telah mencapai titik terendah dan penguatan menandai awal siklus baru," ungkap Hou Wey Fook.

2. Pasar semakin menguat pada 2021

2021 mengawali tahun pemulihan karena perusahaan secara berangsur-angsur bangkit dari pandemi dengan lebih kuat dan sigap. DBS CIO berpandangan imbal hasil obligasi riil yang negatif akan menopang aset berisiko, premi risiko saham memicu aliran dana masuk ke ekuitas, penghasilan perusahaan akan menguat karena bisnis mulai beroperasi secara normal, dan rotasi ke saham-saham dengan valuasi yang lebih murah menandai penguatan berkelanjutan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: