Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kapalnya Ditahan Iran, Respons Cepat Korsel Benar-benar Tak Bisa Ditebak karena...

Kapalnya Ditahan Iran, Respons Cepat Korsel Benar-benar Tak Bisa Ditebak karena... Kredit Foto: AzkoNobel
Warta Ekonomi, Seoul -

Kapal tanker MT Hankuk Chemi yang membawa 7.200 ton "bahan kimia berbasis minyak” ditahan otoritas Iran atas dugaan pelanggaran batas wilayah dan pencemaran lingkungan, demikian klaim Garda Revolusi. Saat ini kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Bandar Abbas.

MT Hankuk Chemi yang membawa 20 orang awak, beberapa diantaranya berasal dari Indonesia, sedang berlayar dari Jubail di Arab Saudi ke Fujairah di Uni Emirat Arab saat disergap militer Iran, Senin (4/1/2021). Semua awak kapal diberitakan berada dalam tahanan aparat keamanan.

Baca Juga: Karena Penyebab Ini, Tanker Berbendera Korea Selatan Dijangkarkan Tentara Iran

Menanggapi insiden tersebut, pemerintah di Seoul bereaksi cepat dengan mengirimkan unit anti bajak laut, Cheonghae, ke Selat Hormuz. Pasukan khusus ini tiba dengan menumpang kapal perusak Coi Young selasa (5/2/2021). Belum jelas misi apa yang diemban pasukan elit antiperompak Korea Selatan tersebut.

Sejauh ini pemerintah di Seoul mengindikasikan akan menggunakan jalur diplomatik guna meluruskan situasi. Kemenlu Korea Selatan sudah menyatakan bakal mengirimkan delegasi ke Iran "sedini mungkin” untuk menegosiasikan pembebasan.

Perusahaan yang mengoperasikan MT Hankuk Chemi, DM Shipping, menolak tuduhan pemerintah Iran bahwa kapalnya melanggar protokol lingkungan. Kepada Reuters, manajemen perusahaan mengatakan awalnya Garda Revolusi mengklaim ingin melakukan pemeriksaan tak terjadwal, namun kemudian memerintahkan kapten kapal mengubah haluan dan melabuh ke pelabuhan Iran.

Setelah kehilangan kontak dengan kapten kapal, perusahaan mengaku menerima alarm anti bajak laut dari MT Hakuk Chemi. Adapun kamera pengawas yang dipasang di atas kapal dimatikan tidak lama setelah kejadian.

Unit Cheonghae sudah bermukim di Teluk Aden sejak tahun 2009 untuk menangkal ancaman bajak laut di kawasan itu. Pasukan berkekuatan 302 orang itu mengoperasikan kapal perusak berbobot 4.500 ton yang memiliki helikopter anti-kapal selam dan tiga kapal cepat, menurut buku putih pertahanan Korsel tahun 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: