Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kapalnya Ditahan Iran, Respons Cepat Korsel Benar-benar Tak Bisa Ditebak karena...

Kapalnya Ditahan Iran, Respons Cepat Korsel Benar-benar Tak Bisa Ditebak karena... Kredit Foto: AzkoNobel

Eskalasi menyusul pembekuan aset?

Insiden di Selat Hormuz terjadi ketika kedua negara sedang bersitegang ihwal aset Iran senilai USD 7 miliar atau setara dengan hampir Rp 140 triliun. Dana hasil penjualan minyak itu diparkir di bank-bank Korsel dan dibekukan menyusul sanksi AS.

Televisi Iran sebelumnya sempat mengabarkan, Wakil Menteri Luar Negeri Korsel Choi Jong-kun dijadwalkan akan menyambangi Teheran pada awal pekan depan buat membahas tuntutan Iran perihal asetnya tersebut. Namun Selasa (5/1/2021) Kemenlu di Seoul mengumumkan "saat ini belum ada kejelasan” terkait lawatan Choi.

Korea Selatan merupakan salah satu pelanggan terbesar pembei minyak dari Iran. Mei 2020 silam, pemerintah di Seoul menunda pembelian minyak Iran setelah ditekan Amerika Serikat.

Abdolnaser Hemmati, Gubernur Bank Sentral Iran, mengklaim dana tersebut dibutuhkan untuk pemulihan pasca pandemi. Hingga pertengahan tahun lalu, Teheran dan Seoul masih menegosiasikan pembelian obat-obatan dan perlengkapan medis bernilai jutaan Dollar.

Pada Desember silam Teheran mengeluhkan gagal mencairkan dana sebesar USD 180 juta di Korea Selatan untuk membeli vaksin Covid-19, lapor Financial Times.

Meski demikian pemerintah di Teheran bersikeras menuntut Seoul, untuk mencairan uangnya yang dibekukan tersebut. Kantor berita Iran, ILNA, menulis Minggu (3/1), kantor Kepresidenan dan Kamar Dagang Iran-Korsel sepakat akan membarter dana tersebut. Produk yang dibutuhkan Iran mencakup bantuan kemanusiaan, produk petrokimia, suku cadang kendaraan dan perlengkapan rumah tangga.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: