Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GeNose Bisa Deteksi Covid-19 Tanpa Darah dan Colok Hidung

GeNose Bisa Deteksi Covid-19 Tanpa Darah dan Colok Hidung Kredit Foto: Forum Merdeka Barat (FMB) 9

Muhadjir langsung mempraktikkan alat GeNose. Caranya yaitu menghirup nafas dua kali, kemudian diembuskan melalui pipa kantong plastik khusus. Pipa itu kemudian dipasang ke lubang di GeNose. Proses skrining bisa dilihat di layar monitor. Dalam waktu 50 detik, hasil sudah muncul di monitor.

Februari, Produksi 5.000 Unit

Dalam kesempatan yang sama, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan, GeNose C19 hanyalah alat skrining cepat, bukan menjadi alat diagnosa. Sensitivitasnyamencapai 92% dan tingkat spesivitas 95%.

Menurut Bambang, GeNose memiliki keunggulan yakni dalam kemudahan pengambilan sampel, kecepatan hasil, dan biayanya yang terbilang murah. Dia mengatakan, harga satu unit GeNose paling mahal adalah Rp 62 juta dan bisa dipakai sampai 100 ribu kali pemakaian. Setelahnya, alat itu hanya memerlukan perbaikan sedikit, dan dikalibrasi secara singkat.

“Kalau misalnya dilakukan untuk rapid tes orang per orang perkiraan kisaran sekali tes Rp 15 - 20 ribu, plus biaya kantong plastik dan jasa dokter yang diperkirakan dibawah Rp 50 ribu,”bebernya.

Sementara, untuk alat tes rapid antigen CePAD buatan akademisi dari Unpad memiliki sensitivitas 85% dan spesifitas sebesar 83% hingga 84%. Alat tes antigen ini dibutuhkan untuk keperluan skrining Covid-19 terutama di tempat-tempat dengan mobilitas penduduk yang relatif tinggi.

Harga alat rapid test ini juga terbilang murah di pasaran, yakni sekitar Rp 120 ribu. Penggunaan CePAD memberikan hasil deteksi relatif cepat sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi tinggi.

Lebih lanjut, Menristek menyampaikan bahwa GeNose C19 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Desember 2020 lalu. Alat rapid test CePAD juga sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada November 2020.

Adapun produksi GeNose sudah dapat dilakukan secara masal dengan target pada bulan Februari sebanyak 5.000 unit. Sementara, produksi CePADtelah mencapai 500 ribu unit per bulan.

Kemenristek/BRIN juga akan membantu dua produk inovasi karya anak bangsa tersebut untuk mencari mitra produksi agar inventor bisa memproduksi lebih besar. Untuk GeNose, Bambang mengatakan, pemerintah telah melakukan konsorsium dengan 5 perusahaan untuk bisa memproduksi dengan jumlah lebih banyak lagi.

“Kami menginginkan agar GeNose bisa digunakan di tempat dengan traffic atau mobilitas manusianya yang tinggi, seperti stasiun bandara, terminal, kantor, pabrik dan tempat keramaian lain,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Shanies Tri Pinasthi
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: