Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yoshihide Suga Ketok Palu Tetapkan Status Darurat Tokyo

Yoshihide Suga Ketok Palu Tetapkan Status Darurat Tokyo Kredit Foto: Reuters/Philip Fong
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jepang pada Kamis (7/1/2021) mengumumkan keadaan darurat terbatas di Ibu Kota, Tokyo, dan tiga prefektur tetangga untuk membendung penyebaran virus corona. Pemerintah Jepang berharap pembatasan lebih longgar daripada yang diberlakukan sebelumnya ini akan dapat mengurangi infeksi.

Pemerintah mengatakan keadaan darurat ini akan berlangsung selama satu bulan hingga 7 Februari 2021 di Prefektur Tokyo dan Saitama, Kanagawa dan Chiba, yang memiliki 30% dari total populasi Jepang, demikian diwartakan Reuters.

Baca Juga: Bicara Soal Darurat Covid-19, Jokowi Singgung Lockdown Tokyo dan London

Cakupan pembatasan lebih sempit daripada pembatasan yang diberlakukan pada April di bawah keadaan darurat yang berlangsung hingga akhir Mei. Pada saat itu, pembatasan dilakukan secara nasional dan sebagian besar sekolah serta bisnis non-esensial ditutup. Kali ini, sekolah tidak ditutup.

Pemerintah Perdana Menteri Yoshihide Suga sedang berusaha membatasi kerusakan pada ekonomi terbesar ketiga di dunia itu sambil berusaha untuk mengalahkan virus untuk selamanya karena tampaknya akan menggelar Olimpiade musim panas yang ditunda.

“Pandemi global telah menjadi lebih keras dari yang kami harapkan, tetapi saya berharap kami dapat mengatasi ini,” kata Suga pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

“Agar ini terjadi, saya harus meminta warga untuk menjalani hidup dengan beberapa batasan.”

Langkah-langkah darurat termasuk meminta restoran dan bar untuk tutup pada jam 8 malam, dan penduduk menahan diri dari acara yang tidak mendesak, lebih banyak bekerja dari rumah dan membatasi kerumunan orang di acara olahraga dan acara besar lainnya hingga 5.000 orang.

Pemerintah Metropolitan Tokyo sebelumnya mengatakan bahwa pameran obor Olimpiade di sekitar ibu kota telah ditunda.

Jepang, meskipun tidak begitu parah terkena pandemi daripada di banyak tempat, belum dapat mengendalikan virus corona sebaik beberapa negara lain di kawasan Asia Timur.

Negeri Matahari Terbit pada Kamis untuk pertama kalinya mencatat lebih dari 7.000 kasus baru Covid-19. Secara keseluruhan, Jepang telah melihat 267.000 kasus dan hampir 3.000 kematian.

Pihak berwenang bertujuan untuk memulai kampanye vaksinasi pada akhir Februari.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: