Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jack Ma Hampir Sekuat Negara China, Xi Jinping Murka

Jack Ma Hampir Sekuat Negara China, Xi Jinping Murka Kredit Foto: LinkedIn

Saat perusahaannya tumbuh, Ma menjadi wajah ramah dari kebangkitan ekonomi China. Dia sering bertemu dengan berbagai kepala negara dunia. Dan tahun lalu, Jack Ma bahkan menyumbangkan persediaan Covid-19 ke seluruh dunia.

Pemerintah telah mendorong pertumbuhan raksasa teknologi yang tumbuh di dalam negeri, termasuk Alibaba dan Ant Group sambil menutup saingan besar Amerika mereka. Mereka semua sangat diperlukan di China untuk interaksi sosial, hiburan, perdagangan, dan lainnya.

Tetapi pihak berwenang di China semakin memandang pengaruh yang terlalu besar itu sebagai risiko stabilitas politik dan ekonomi negara. Seperti Ant Group yang dapat memungut biaya pinjaman bebas dari peraturan ketat yang diberlakukan pada bank komersial.

Dalam beberapa bulan terakhir, langkah pemerintah untuk mengendalikan industri ini menjadi semakin mencolok. Partai Komunis menerbitkan seperangkat pedoman, misalnya meminta anggotanya untuk mendidik pengusaha swasta untuk mempersenjatai pikiran mereka dengan ideologi sosialisme.

Dan Xi Jinping sendiri mengisyaratkan tindakan keras teknologi bulan lalu di sebuah konferensi ekonomi, di mana dia meminta negara itu untuk memperkuat upaya anti-monopoli terhadap platform online dan mencegah ekspansi tidak teratur.

Dalam beberapa minggu sejak saat itu, selain tuntutan peraturan untuk Ant Group dan investigasi ke Alibaba, pihak berwenang telah memperingatkan perwakilan teknologi lainnya agar tidak membuat monopoli dan menyalahgunakan data konsumen untuk mendapatkan keuntungan.

"Saya pikir ada satu pesan keseluruhan yang benar-benar disampaikan oleh partai, dan itu adalah bahwa pengusaha teknologi mungkin yang paling glamor, wajah paling disukai publik yang ditunjukkan China kepada dunia. Tapi tidak ada satu individu, tidak ada satu perusahaan yang lebih besar dari Partai Komunis China," ucap Rana Mitter, profesor sejarah dan politik China modern di Oxford University.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: