Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom Indef Proyeksikan Ekonomi RI 2021 Cuma Tumbuh Segini

Ekonom Indef Proyeksikan Ekonomi RI 2021 Cuma Tumbuh Segini Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengungkapkan catatan awal kondisi 2021. Dia menilai ada masalah berat dalam kebijakan pemerintah mengatasi pandemi COVID-19, yang akan berdampak krusial bagi ekonomi nasional.

Didik mengatakan, pada dasarnya ekonomi Indonesia sudah mulai berjalan dengan baik. Ditandai dengan kontraksi ekonomi yang mulai mengecil sejak kuartal III-2020 sebesar minus 3,49 persen dari kuartal II-2020 yang jatuh hingga minus 5,32 persen secara tahunan.

"Pertumbuhan negatif yang semakin kecil memberikan indikasi bahwa perekonomian berjalan lebih baik, tetapi bukan berarti sudah terjadi proses pemulihan menuju pertumbuhan positif," kata Didik dikutip dari keterangannya, Jumat, 8 Januari 2021.

Baca Juga: Gak Cuma Bikin Baper, K-POP Juga Bisa Dongkrak Pemulihan Ekonomi, Kok Bisa?

Meski kondisi itu mulai membaik, akar masalah dan asal muasal dari resesi serta krisis ekonomi Indonesia, menurutnya, belum juga membaik. Yaitu pandemi COVID-19 yang juga tidak surut penyebarannya, bahkan kasus positif harian hampir tembus 10 ribu.

"Belum ada tanda-tanda menurun, sementara itu negara lain sudah memperlihatkan tanda-tanda penurunan relatif lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negara-negara ASEAN, kebijakan dalam mengatasi COVID-19 ini tertinggal dan gagal," tutur dia.

Jika COVID-19 tidak bisa diatasi, ditegaskannya pemerintah jangan bermimpi bisa mengatasi resesi. Sebab, tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi pandemi, sehingga proses pemulihan ekonomi akan jauh lebih sulit dan resesi diperkirakan akan berkepanjangan jika wabah terus naik seperti sekarang.

"Pemerintah optimis sekali memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 4-5 persen. Perkiraan pertumbuhan ini tidak berdasar pada fakta yang sebenarnya dari perkembangan COVID-19 yang buruk dan kapasitas kebijakan pemerintah yang rendah," tutur dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: