Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Alasan Ini, Panti Sosial dan Rumah Sakit Jiwa Sangat Mungkin Jadi Klaster Baru Corona

Karena Alasan Ini, Panti Sosial dan Rumah Sakit Jiwa Sangat Mungkin Jadi Klaster Baru Corona Kredit Foto: Unsplash/Glen Carrie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ratusan penyandang disabiltias mental di panti sosial dan rumah sakit jiwa dilaporkan terkonfirmasi mengidap virus corona. Tanpa penanganan yang tepat dari pemerintah, dikhawatirkan ratusan panti sosial akan menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.

Perhimpunan Jiwa Sehat, organisasi yang mengadvokasi pemenuhan hak penyandang disabilitas mental, memperkirakan jumlah riil kasus COVID-19 di antara penyandang disabilitas mental lebih tinggi dari yang sudah dilaporkan.

Baca Juga: Alamak, Misinformasi dan Konspirasi Jadi Alasan Orang Menjauh dari Vaksin Corona

Pendiri Perhimpunan Jiwa Sehat, Yeni Rosa Damayanti, menjelaskan banyak panti sosial yang dikelola oleh swasta dengan kapasitas, sanitasi dan gizi yang tidak layak. Bahkan, melakukan pemasungan terhadap penyandang disabilitas mental.

"Kalau panti-panti yang milik pemerintah pun angka yang terinfeksi begitu tinggi, bisa kita bayangkan bagaimana infeksi di panti-panti swasta yang belum terlaporkan," ujar Yeni, Kamis (7/1/2021).

Muhamad Hafiz dari Koalisi HAM Human Rights Working Group (HRWG) mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi serupa juga terjadi di banyak panti sosial disabilitas mental lainnya di Indonesia.

"Jika tidak ada penanganan yang cepat dan tepat dari pemerintah, ratusan panti sosial akan menjadi klaster baru penyebaran virus corona," kata Hafiz.

Sebanyak 221 peyandang disabilitas mental di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa di Cipayung, Jakarta, yang dikelola Dinas Sosial DKI Jakarta, terkonfirmasi positif virus corona pada 29 Desember lalu.

Pada saat yang sama, sebanyak 91 pasien dengan disabilitas mental di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi, Makassar, juga terpapar virus corona.

Longgarnya penerapan protokol kesehatan dan jaga jarak sosial serta minimnya pengawasan pemerintah disebut menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di panti sosial dan rumah sakit jiwa.

`Rata-rata adalah pasien tanpa gejala`

Dua pria tampak duduk termangu di atas dipan di sebuah bangsal rumah sakit berpintu teralis besi.

Tak ada masker pada wajah mereka, sebagai perlindungan terhadap virus corona yang sedang mewabah.

Sejumlah pria lain, tampak berbaring di tempat tidurnya masing-masing, terhanyut dalam lamunan atau asyik dengan dunianya sendiri.

Bangsal isolasi Meranti di RSKD Dadi, Makassar, Sulawesi Selatan adalah bangsal khusus yang diperuntukkan bagi pasien penyandang disabilitas mental yang dinyatakan sebagai pasien tanpa gejala virus corona.

Hingga Kamis (7/1/2021), sebanyak 68 pasien dengan disabilitas mental atau psikososial di RSKD Dadi Makassar terpapar virus corona.

Jumlah ini berkurang dari yang dilaporkan pekan lalu, sebanyak 91 pasien.

Perawat sekaligus penanggung jawab isolasi Meranti, Nasaruddin, menuturkan kebanyakan pasien psikososial yang terkonfirmasi positif Covid-19, tak menunjukkan gejala, atau kerap disebut orang tanpa gejala (OTG).

"Untuk psikososial pasien jiwa ini memang rata-rata OTG, tapi ada juga yang masih demam, batuk rata-rata karena memang gejala-gejala dari covid itu demam, batuk," ujar Nasaruddin kepada wartawan Darul Amri yang melaporkan untuk BBC Indonesia dari Makassar.

Bagi pasien yang menunjukkan gejala atau memang memiliki masalah fisik lainnya, kata Nasaruddin pihak rumah sakit memberikan fasilitas "sesuai kebutuhan fisik" mereka.

"Jadi kita kasih penanganan infus, pemasangan oksigen kalau misalnya dia sesak kita kasih oksigen," kata dia.

Nasaruddin yang telah lama berjibaku menangani pasien dengan disabilitas mental mengaku tak sulit menangani pasien disabilitas mental yang positif virus corona, yang disebutnya "kooperatif" tersebut.

"Jadi kalau kita edukasi untuk dia tidak kontak dengan temannya yang tidak terkonfirmasi, dia ikut aturan karena di ruangan besar itu selain ada ruangan yang terkonfirmasi positif," jelas Nasaruddin.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: