Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejar Target Produksi di Tengah Covid-19, SKK Migas Genjot Kinerja Sektor Hulu

Kejar Target Produksi di Tengah Covid-19, SKK Migas Genjot Kinerja Sektor Hulu Kredit Foto: Eksplorasi.id



"Harapannya pada tahun 2025 sampai 2030 jumlah sumur yang dibor sekitar 1.000-1.100 sumur per tahun," kata Jaffee, Selasa (12/1/2021).

Jaffee optimistis, karena dari 128 cekungan, baru 20 cekungan yang diproduksi dan 68 cekungan yang belum dieksplorasi. Para investor juga sudah menyatakan minatnya untuk meningkatkan investasi di Indonesia jika mendapatkan insentif dan stimulus yang tepat.

Menurut dia, realisasi pengeboran sumur pengembangan 2020 sebanyak 268 sumur. Pada 2021, SKK Migas mendorong agar pengeboran meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu dengan menargetkan kegiatan pengeboran sebanyak 616 sumur pengembangan.

"Untuk kegiatan work over ditargetkan sebanyak 615 sumur dan well service juga meningkat menjadi 26.431 sumur,” katanya.

Lifting minyak 2021 ditargetkan sebesar 705.000 BOPD dan gas sebesar 5,6 BSCFD. Untuk mencapai target produksi tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sebesar US$250 miliar (Rp3.528 triliun) atau sekitar US$25 miliar (Rp352 triliun) setiap tahun.

"Investasi ini mutlak dibutuhkan industri hulu migas, untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan maupun produksi. Oleh karena itu, pada saat yang sama kami juga membutuhkan kepastian berusaha bagi investor,” katanya.

Adapun, SKK Migas telah menyiapkan empat strategi untuk mengejar target produksi tersebut. Pertama, mempertahankan produksi-produksi yang sudah ada. Kedua, upaya percepatan sumber daya menjadi produksi. Ketiga, penerapan enhanced oil recovery (EOR). Keempat, melakukan kegiatan eksplorasi yang masif. Keempat strategi tersebut saling terkait, sehingga semuanya harus memenuhi target yang ditetapkan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah membuat beberapa kebijakan, antara lain penurunan harga gas untuk mendorong tumbuhnya industri, pelonggaran perpajakan, dan fleksibilitas sistem fiskal untuk meningkatkan daya tarik investasi migas serta meningkatkan keekonomian pengembangan lapangan.

Menurut dia, Kementerian ESDM juga telah melakukan sejumlah upaya mengurangi ketidakpastian investasi usaha hulu migas dengan penyederhanaan perizinan, penyediaan dan keterbukaan data, dan integrasi hulu-hilir serta stimulus fiskal.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: