Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lho, Dokter Kulit Italia Benarkan Warga Milan dengan Keluhan Ruam Kulit Jadi Patient Zero Covid

Lho, Dokter Kulit Italia Benarkan Warga Milan dengan Keluhan Ruam Kulit Jadi Patient Zero Covid Kredit Foto: Unsplash/Damiano Baschiera

Biasanya, butuh dua hingga tiga tahun untuk sembuh dari kondisi tersebut. Namun, pada April 2020, ruam perempuan itu sirna dan menyisakan misteri tentang penyakit apa yang sebetulnya diidapnya.

Pada Juni, perempuan tersebut tes antibodi Covid-19-nya positif. Sebulan kemudian, dokter mengeluarkan lagi sampel kulitnya.

Mengujinya adalah sebuah hal yang menantang, mengingat konsentrasi virus corona yang ada akan terlalu rendah untuk bisa dideteksi oleh kit polymerase chain reaction (PCR) biasa.

Sebagai alternatif, tim peneliti Italia memakai metode lainnya yang dikenal sebagai RNA FISH. Caranya ialah dengan melepaskan molekul fluorescent yang bisa menempel secara spesifik kepada gen virus corona dan cukup sensitif untuk mendeteksi keberadaan satu salinan virus.

Begitu mengintipnya dengan mikroskop, peneliti melihat adanya pertanda yang "jernih dan kuat" akan keberadaan virus. Untuk memastikan temuannya, mereka memaparkan jaringan kulit itu dengan pewarna kimia yang berubah warna saat terkena protein unik yang membentuk inti SARS-CoV-2. Hasilnya lagi-lagi positif.

Dua temuan yang saling menguatkan itu tak menyisakan banyak ruang untuk keraguan. Akan tetapi, Gianotti ingin mendapatkan kepastian sehingga tim kemudian mengulang eksperimennya dengan sampel kontrol.

Mereka memakai sampel kontrol berupa jaringan yang disimpan sejak 2018 dari orang yang negatif Covid-19. Sampel kontrol lain diambil dari pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Tes putaran kedua ini juga mengonfirmasikan hasil penelitian sebelumnya. Tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah tiba di China pada Kamis pekan lalu untuk menyelidiki asal mula pandemi.

Kabarnya, WHO juga telah mendengar adanya bukti bahwa SARS-CoV-2 kemungkinan muncul di negara lain sebelum teridentifikasi di China. WHO tengah memeriksa penelitian tersebut sebagaimana yang dilaporkan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: